Saturday, May 06, 2006

Kado Buat Pengurus YMPI

ArtImage by Aris
Pada hari Jum’at 5 Mei 2006 di lantai II Kantor PPMI Assalaam telah dilangsungkan pelantikan pengurus Yayasan MPI Surakarta periode 2006 - 2010. Susunan pengurusnya sebagai berikut:

Ketua Dewan Pembina : Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah
Sekretaris Dewan pembina : H. Ridwan Jauhari
Anggota Dewan pembina : KH. Muh. Chozin Shiddiq, H. Syamsu Hidayat, SE dan KH. Dalhari Nuryanto
Ketua Badan pengawas : H. Syarifudin Noor, Se , Dr. H. Nafron Hasyim, Hj. Agustina, SE
Ketua Badan Pengurus : Drs. H. Ahmad Syamsuri, MM
Wakil Ketua Badan pengurus : Drs. H. Munawir Yusuf, M. Psi
Sekretaris merangkap Majlis SDM : Drs. Hari Sumarsono
Bendahara : H. Habib Ruslan
Wakil bendahara : Hj. Indras Ridwan Jauhari
Wakil Sekretaris : H. Mujiburahman, SE
Majlis Wakaf dan Harta Kekayaan : H. Rohmat Yasin
Anggota : Drs. H. Abdurahman Rohmad
Majlis Ekonomi : Hj. Eny Rahmah Zaenah, SE

Pada hari Rabu, 03 Mei 2006, beberapa hari sebelum pelantikan, YMPI mendapat 'kado' gugatan dari FWS. Nurmadi H Sumarta, juru bicara Forum Wali Santri PPMI Assalaam mempertanyakan beberapa hal terutama masalah pengelolaan keuangan pondok. Menggelar jumpa pers di warung Es Masuk depan UMS berita merebak di berbagai koran tanah air. Setidaknya aku mencatat 7 media massa: Jawapos, Solopos, Koran Sindo, Suara Merdeka, Tempo Interaktif, Solocyber, Kompas Online. Kabarnya masih ada lagi tapi aku ndak tahu mana saja.

Beberapa point penting isi gugatan FWS adalah:

Total penerimaan uang dari syahriah santri sebulannya mencapai Rp 816 juta. Sebagian dana diambil untuk YMPI sebesar 20% (Rp 163,2 juta). Jika ditambah 10% (Rp 81,6 juta) tak tertagih maka dana operasional Pondok Cuma 70% (Rp 571,2 juta) perbulan.
Untuk dana setahun bisa dihitung kali 12 bulan. (YMPI Rp 1,95 M, Pondok 6,85 M dan taktertagih 0,98 M).

Dana nonsyahriah: uang pangkal, uang sumbangan, infak, uang kamar khusus, uang pendaftaran rata-rata setahunnya mencapai Rp 5 miliar.

YMPI melakukan intervensi terhadap PPMI Assalaam hingga di luar batas kewenangannya.

YMPI yang selama ini mengelola pemasukan keuangan pondok telah menyimpang dari aturan perwakafan dan tidak memiliki legalitas sebagai nadzir.

Dalam hal keuangan semestinya yayasan hanya bertindak sebagai pengawas dan tidak masuk ke dalam pihak pengelola

Dana pengembangan Pondok Assalaam yang diperoleh dari infak wali santri ternyata akta kepemilikannya di atas namakan perorangan (ibu Hj Aminah) sehingga berpotensi menimbulkan sengketa waris (jika beliau meninggal).

Beberapa alokasi dana yang dimintakan kepada wali murid tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.

YMPI telah melakukan pengelolaan keuangan pondok seolah seperti perusahaan pribadi.

FWS meminta laporan pertanggungjawaban kepada semua pihak yang terkait dengan penggunaan dana.

Tambahan catatan

Pisahnya Alfirdaus dari YMPI (untuk mendirikan yayasan sendiri) kemudian membangun sekolah SMP-SMA di lapangan olahraga belakang pondok yang selama ini dipakai santri-santri tanpa memberikan konsekuensi apapun pada pondok. Padahal tiap tahun laporan keuangan Alfirdaus sejak tahun 2000 minimal minus Rp 400 juta pertahun. Tentunya uang ini didanai dari YMPI. Bandingkan surplus anggaran operasional pondok + 1 M akibat penghematan atau batalnya penggunaan dana.

Anggota FWS adalah orang pinter yang kabarnya pernah berhasil menggugat penggunaan Dana Abadi Umat. Di era keterbukaan seperti ini setiap kali keuangan menjadi titik kritikan. Jadi muncul tuduh mentuduh. Fitnah menfitnah. Dulu Pimpinan Pondok KH M Chozin Shiddiq telah dituduh korupsi oleh konsultan YMPI tapi akhirnya tak terbukti setelah diaudit. Sekarang dimata FWS ganti YMPI yang jadi tertuduh. Dan repotnya KH M Chozin Shiddiq kok dituduh YMPI sebagai dalang dibalik tuduhan ini.

Mau tahu jawaban dari YMPI? Silahkan dilihat pada berita di Solopos (Espos) edisi Jum'at, 05 Mei 2006, Hal.X dengan judul 'Soal pengelolaan PPMI Assalaam YMPI sesalkan pernyataan Forum Wali Santri'. Atau silahkan klik
http://www.solopos.co.id/index2.asp?kodehalaman=h62&p=2#"

1 comment:

Anonymous said...

Maaf berita yang dimuat di Solopos Digital sudah tidak ditampilkan lagi. Maklum cepatnya berita harus diupdate.