Friday, August 21, 2015

Empat jalan rezeki

Ada 4 cara Allah memberi rezeki kepada setiap makhluk-Nya

✅ Rezeki Tingkat Pertama.
(yang djamin oleh Allah).

Tidak ada suatu mahlukpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.
(QS Huud [11]: 6).

Allah memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini.
Ini adalah rezeki dasar yang terendah.

✅ Rezeki Tingkat Kedua.

Tidaklah manusia mendapat apa2, kecuali apa yang telah diusahakannya.
(QS An-Najm [53]: 39).

Allah akan memberikan rezeki sesuai dgn apa yg kita kerjakan. Jika kita bekerja 3 jam,
maka kita dapat hasil yang 3 jam.
Jika bekerja lebih lama, lebih berilmu, lebih sungguh2, maka kita akan mendapat lebih banyak, apakah orang muslim atau bukan.

✅ Rezeki Tingkat Ketiga.

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.
(QS Ibrahim [14]: 7).

Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang2 yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah & mendapat rezeki yang lebih banyak.

Itulah janji Allah, hanya orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia dan sejahtera dipercayai menerima jenis rezeki yang ini.

✅ Rezeki Tingkat Keempat.
(Hanya untuk orang-orang yang beriman & bertaqwa).

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yg tiada di-sangka2nya.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan semua urusan (yang dikehendaki-Nya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap2 sesuatu.
(QS Ath-Thalaq [65]: 2-3).

Rezeki yang ke-4 ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya.
Orang istimewa ini (muttaqun) adalah orang yang benar2 dicintai & dipercaya oleh Allah untuk memakmurkan atau mengatur kekayaan Allah di bumi ini.

Selamat menjemput rezeki....

Alif diantar ke asrama

Mondok di Assalaam. Ya Alif meneruskan jejak Abinya. Resmi jadi santri Mts Assalaam tahun ini.

Thursday, August 20, 2015

Ria' laporan kholash di group

Salah satu ketentuan group adalah lapor kalau sudah selesai tugas hariannya. Tanpa laporan tdk ada perlunya join group.
Tapi laporan ini bisa saja menimbulkan sifat ria' karna amalan kita dilaporkan di group yg berarti dpt dibaca semua org di group (seolah seperti pamer).

Sholat fardhu yg afdhol ya jamaah bukan sendirian. Jangan karna takut ria' kita lantas tdk jamaah. Jadi ria'nya yg dihilangkan bukan jamaahnya.

Dakwah (tabligh) yg bener ya koar-koar pakai sound ketika jamaahnya buanyak di lapangan. Jangan karna takut ria' kita tdk pernah mau mengisi tabligh akbar. Jangan rakut ria' atau tdk akan ada tabligh.

Tapi amalan yg ditampakkan bisa jadi jebakan ria', maka niatnya yg bener sejak awal. Lantas dilatih sampai jadi kebiasaan ikhlas. Sekali dua mungkin belum ikhlash tapi jika sudah sering lama2 ikhlash jadi mudah.

Jadi laporan digroup harus terus dilakukan, rutin, ikhlasnya diusahakan.

Semoga Allah memudahkan segala urusan kita. Terutama urusan hati yg mudah berbolak balik.

Hukum memasang foto

Ada hadits yg menunjukkan larangan memasang gambar. Zaman Rasul adanya gambar, tdk ada foto. Menyamakan gambar dgn foto tdk tepat kecuali alasan atas larangan dibuatnya gambar dan foto itu sama. Maka coba dilihat dulu konteksnya.

Pada saat itu menggambar org atau membuat patung yg dipajang tujuannya utk memulyakan atau memujanya (kultus). Inilah yg menyebabkan larangan gambar dan patung dipasang. Islam datang utk menghapuskan idolatery /patung yg disembah. Syirik yg sudah mendarah daging harus dikikis habis. Jika hanya berbentuk boneka mainan atau gambar buat alas bantal maka tdk mengapa. Karna tujuannya tdk utk dikultuskan bahkan cuma sbagai alat mainan.

Jika kita pasang gambar atau foto atau bahkan karikatur / simbol yg bertujuan kultus maka ini pasti dilarang dlm Islam.

Bahkan Rasulullah dilarang utk digambar juga agar umat Islam tdk terjatuh mengkultuskan, seperti umat kristen terjatuh pd mengkultuskan nabi Isa. Yang akhirnya menuhankannya.

Umat Islam ada juga yg memajang gambar / foto Ulama / Kyai / Habib yg sangat mungkin bisa terjatuh pd kultus. Ini sebaiknya dihindari.

Gambar atau ilustrasi orang utk keperluan teknis atau utk pendidikan jelas boleh.

Termasuk di dalamnya foto utk identitas (KTP, SIM, KTA, paspor dsb). Juga film (yg sejatinya foto bergerak) utk keperluan dokumentasi, identifikasi keamanan, dakwah atau pendidikan hukumnya boleh. Bahkan berpahala jika manfaatnya besar.