Friday, July 27, 2007

Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga


Paradigma keren tapi berbahaya

Tidak mudah mengurai permasalahan dunia pendidikan. Khususnya ditinjau dari tujuan pembentukan kepribadian dari anak didik. Permasalahan ini muncul dan semakin komplek justru sejalan dengan semakin tingginya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan iptek yang menyediakan kemudahan dan memunculkan beragamnya pilihan menyembunyikan sisi kelam dalam ikut membentuk karakter siswa didik.
Kecepatan dan kemudahan yang ditawarkan teknologi menghasilkan perubahan yang cepat di segala bidang tidak kemudian memuluskan jalan untuk membentuk kepribadian unggul siswa. Meski ilmu pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan produktifitas menjadi semakin mudah diajarkan berkat perangkat yang semakin canggih, namun karakter anak yang terbentuk justru semakin buruk. Manja, ceroboh, tidak konsisten, rapuh dan sulit bertahan dari gempuran masalah mejadi karakter dasar sebagian besar siswa jaman sekarang.

Akar permasalahan
Berkembangnya teknologi informasi melahirkan media yang mengglobal.
Sayangnya media cenderung menyajikan gambaran dengan penyerderhanaan yang menipu. Mudah, enak dan segera. Industri yang menyokong media dengan dana iklan hanya membutuhkan produknya laku. Untuk itu isi media harus mengikuti selera pasar.
Pembaca dan pemirsa sudah diposisikan menjadi penikmat sehinga sajian ringan dan menghibur model infotaiment lebih ditonjolkan. Kalau perlu pemirsa tidak usah berfikir. Acara diprogram semakin heboh, semakin gila-gilaan agar semakin menarik dan meningkatkan rating. Dan rating tinggi itu menghasilkan slot iklan yang mahal. Sifat konsumtif, maunya enak dan dunia glamor menjadi sajian wajib hampir seluruh stasiun TV saat ini. Sifat primitif mengumbar nafsu manusia dieksploitasi. Sajian kekerasan, erotisme, mistik, hura-hura atau lawak gila-gilaan dan berbagai perilaku rendahan menjadi lazim ditampilkan.

Sifat masif dari media seperti TV memberikan dampak yang tidak terkira bagi institusi pendidikan. Nilai-nilai luhur yang ditanamkan di kelas seringkali bersebrangan dengan nilai-nilai yang tersaji di TV yang setiap hari mereka tonton. Lihatlah dampak yang terjadi pada sebagian besar prilaku generasi muda. Para remaja yang maunya serba instan. Ingin kaya tapi berprilaku boros dan sama sekali tidak produktif. Banyak kemauan tapi miskin usaha. Maunya lulus dengan nilai tinggi tapi malas belajar. Pingin masuk surga tapi jalan maksiat yang ditempuh. Jargon muda foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga menjadi absurd dan sangat naif. Mirip dengan kebanyakan film atau sinetron di TV, meskipun menyajikan konflik yang mencekam tapi pasti berlalu dengan hapy ending. Seringkali hanya dalam durasi kurang dari 2 jam segala permasalahan selesai dihadapan pemirsa.

Mumpung masih muda, kita gunakan untuk bersenang-senang. Tak kalau sudah tua barulah bertobat. Ini angapan yang sungguh naif. Tidaklah demikian kenyataannya. Allah maha adil untuk tidak begitu saja memberikan segala yang dimaui anak Adam kecuali dengan usaha dan pengorbanan yang tidak kecil.

Betapa banyak orang gagal bertaubat karena terlanjur abis kesempatan baginya. Seperti kisah Firaun yang bertaubat saat nyawa sudah ditengorokan. Taubat seperti ini adalah taubat terpaksa yg tak mungkin diterima. Atau bertaubatnya Suharto setelah lengser. Tentu saja taubat ini sia-sia karena tidak mengasilkan apa-apa bagi jutaan orang lain yg telah jadi korban rezimnya. Kesempatan tidak datang begitu saja. Ia harus diperjuangkan. Sabda Rasulullah yang didendangkan dengan apik oleh Raihan: Ingatlah lima sebelum datangnya lima! Sempatmu sebelum sempitmu, mudamu sebelum tuamu, kayamu sebelum miskinmu, sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.

Betapa banyak orang gagal berhenti dari kebiasaan buruk meski menurutnya telah berusaha keras. Gagal menghilangkan kebiasaan merokok. Gagal meghilangkan kebiasaan dugem. Ini karena sifat dosa yang menjebak sehingga tidak mampu keluar daripadanya. Sedikit demi sedikit semakin terperosok dalam jebakan setan. Dari merokok terjerumus narkoba. Dari dugem terjerumus pergaulan bebas. Seperti pepatah: kebohongan pertama akan melahirkan kebohongan selanjutnya untuk menutupinya. Kemaksiatan yang dinikmati akan melahirkan kemaksiatan berikutnya.

Karena hati manusia ibarat kaca. Jika ia berbuat dosa sekecil apapun maka akan timbul noda. Jika diulang-ulang maka semakin banyak noda yang akhirnya membuat gelap hati. Gelap hati akan mustahil mendapatkan hidayah. Sedangkan mereka yang bersungguh-sungguh mencari hidayah saja belum tentu mendapatkannya. Betapa banyak ujian berat yang mesti dihadapi untuk membuktikan keimanan seseorang. Dan tidak sedikit manusia gagal menghadapinya.

Sekolah yg terjepit
Perjalanan menuju kesuksesan nyatanya harus ditempuh dengan susah payah dan penuh pengorbaan. Butuh keahlian, waktu lama dan kesabaran yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita. Untuk itu dibutuhkan karakter unggul yang mencetaknya tidak mudah. Pendidikan yang hanya mencekoki siswa dengan informasi lewat pengajaran di kelas tidak akan membentuk kepribadian ini. Sekolah yang hanya mengajarkan tips-tips cepat mengerjakan soal sering terjebak justru menanamkan karakter meremehkan segala sesuatu pada siswa-siswanya. Etos belajar dan berprestasi menjadi rendah. Akhirnya nilai siswa yang jeblok terpaksa didonkrak agar bisa lulus dengan nilai tinggi. Mau bagaimana lagi. Jika banyak siswanya tidak lulus tentu sekolah akan diragukan dan dianggap bermutu rendah.

Sekolah yang berusaha menanamkan nilai nilai kejujuran, keuletan dan kerja keras menjadi terasing. Guru menjadi tampak reseh, tidak gaul dan kuno dihadapan siswa. Bahkan tidak sedikit institusi pendidikan terhanyut oleh arus deras modal yang sangat kosumtif. Tidak terkecuali sekolah-sekolah berlabel Islam. Siswa dimanjakan dengan fasilitas kemudahan yang berujung pembiayaan yang tinggi. Siswa yang disekolahkan model seperti ini akan menagih guru seolah saya telah membayar mahal maka layani saya seperti yang saya mau. Standar pendidikan dinilai dari seberapa enak layanan diberikan pada siswa.

Jalan panjang pembentukan karakter
Untuk membentuk karakter seseorang maka diperlukan waktu lama dan kesabaran. Bagaikan mengukir di atas batu, kadang dibutuhkan pemaksaan diri. Pemaksaan diri yang berbuah kebiasaan baik harus dipupuk sejak belia. Masa remaja adalah kesempatan emas yang jangan sampai disia-siakan. Seperti pepatah pohon kecil yang bengkok bisa diluruskan, tetapi pohon besar hanya bisa ditumbangkan dengan kapak. Sayangnya keadaan yang memaksa ini tidak bisa terus dipertahankan dalam jangka lama. Pemaksaan diri harus diimbangi dengan penanaman pemahaman tentang maksud dan tujuan dari pemaksaan tersebut. Kegagalan lembaga pendidikan menjelaskan pemaksaan diri ini bisa berakibat siswa memberontak atau putus asa.

Lembaga pendidikan harus terus menciptakan suasana belajar untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan siswa-siswanya. Kemampuan yang harus menjadi prioritas adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah riel di lapangan. Kemampuan ini harus terus diasah untuk menjadi bekal menghadapi permasalahan lebih besar nanti saat terjun di masyarakat. Tanpa potensi yang terasah mumpuni maka seseorang akan mudah tergelincir untuk menyerah dan mengambil jalan salah. Potensi yang diasah meliputi pengetahuan, pemahaman maupun kemampuan untuk berealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan. Tentu bukan hanya dalam tataran teori yang ditandai dengan lancarnya siswa menjawab soal multiple choice yang disodorkan di meja ujian.

Lembaga pendidikan harus menyediakan sistem Islami yang berlapis-lapis dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk saling beramar makruf nahi mungkar. Ibarat pertahanan yang berlapis maka jika suatu saat jebol maka lapis berikutnya masih bertahan. Untuk itu maka kebutuhan untuk membina jamaah menjadi sangat penting. Jamaah yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain. Tidak hanya kurikulum pendidikan di kelas, tetapi sistem organisasi, sistem sosial, nilai-nilai yang ditanamkan dan prilaku yang ditunjukkan semua lapisan harus sejalan dengan ajaran Islam. Guru di kelas harus jadi guru di masyarakat. Artinya seorang guru harus menjadi guru kehidupan bagi siswa-siswanya.

Wednesday, May 16, 2007

Pintaku *

Helai hati jatuh
Menimpa hati yang terkapar bersama kekosongan impian
Helai hati jatuh
tawarkan harapan pelangi jelita dipadang gersang
Helai hati jatuh
Tiupkan hembusan lembut dalam kantong mimpi indah
Helai hati jatuh
Janjikan konsensus perdamaian dan kelembutan

Ijinkan saya berbagi
Ijinkan saya menangis
Ijinkan saya bersandar
Ijinkan saya melayani
Ijinkan saya mengeluh
Ijinkan saya mengabdi

Pada bahumu
Pada hatimu
Pada cintamu
Pada kekosonganmu
Pada keridloanmu
Wahai Suamiku……….

Seperti Rasulullah dan Khadijah
Seperti Yusuf dan Zulaikha
Seperti Ali dan Fatimah
Yang saling membutuhkan

*)Dariku:
Istrimu

Dalam Gelap Penantian *

Ketika lidahku kelu membisu
Hasrat menyergap terselubung perasaan malu
Tanpa kata
Hanya desir hati
Kelembutan yang mempesona
Meski pandangan mata saling menunduk
mata batinku melihatnya tersenyum
Indah tak terlukiskan kata-kata
Kehadirannya bagai angan rindu yang mewujud

Tapi kini datang kegelapan
Seperti pekatnya malam tanpa bulan dan bintang
keraguan sempat mengulitakan hati
badai prahara menerjang tak diundang
Sadarkan bahwa aku bukanlah pewaris batu karang
Sekeras apapun usahaku

Hanya kelembutanlah yang sanggup
Menegarkan hati dengan senandungnya
Dan ketika pudar
Pudar pulalah asa
Kekosongan yang siap mengiris sukma

Meski bukan karang kucoba bertahan
Menyenadungkan doa
dalam tetes air mata satu-satu
Berharap jadi bahan bakar api asaku
Agar mampu menerangi jalan
Menanti saat mentari muncul
diufuk cakralawaku
kugenggam bayangmu disudut hati
Berharap senyummu tak memudar cepat
Smoga penantian panjangku tak sia-sia

*)Puisi untuk istriku yang tercinta
Mengenang saat penantian perikahan kami

Bidadariku *

Bunga kehidupan bermekaran
Saat kau datang bersama angin entah dari mana
Menebarkan keharuman wangi zakfaran
melayang anggun di atas permukaan bumi
Debu zaman tak sanggup menyentuh
Bahkan ujung sepatumu

Senyum dan bening tatapanmu
Adalah kedamaian
Gaun panjang dan pandangan yang tertunduk
dikibaran jilbab
Menyembunyikan kesucian hati
Raksasa peradaban pun takluk
Dilambaian tanganmu

Sang Dajjal gagal menjebak
Jerat halus tipu daya yang mematikan
Hanya menjala bayang-bayang
Karena ia tak bisa menjerat ruh dan cinta
Ia hanya bisa melempar panah fitnah
Kau hanya cukup meliuk seakan menari
dengan senyuman tetap mengembang

Di tanganmu tergenggam biji kehidupan
Yang siap kau semaikan
Segala benih hijau peradaban
Pesonamu telah mengubah
pedang kampak terhunus para kesatria
menjadi parang, cangkul dan bajak
Dan mereka pun mulai menggarap sawah

diiring grimis hujan dan senandung doa
cakrawala pun berhias pelangi
Kau membumi
melahirkan para kesatria
melahirkan para bidadari
melahirkan generasi robbani


*Puisi untuk istriku tercinta
mengenang pernikahan kami

Pimpinan Pondok Assalaam


Telah lewat masa yg cukup panjang sejarah Assalaam dituliskan. Sejak berdiri tahun 1985 sampai 2007 berarti sudah 22 tahun Assalaam berdiri. Sepanjang perjalanannya Assalaam sudah berganti Pimpinan

KH Dalhari Nuryanto 1985-1987
KH Djamaluddin Abu Amar 1987 - 1990
KH Khozin Shiddiq 1990 – 1993
KH Djamaluddin Abu Amar 1993 – 1995
KH Khozin Shiddiq 1995 - 2000
H Ahmad Samsyuri MM 2000 – 2002
KH Khozin Shiddiq 2002 - 2003
H Ahmad Baidjuri 2003 - 2004
DR H Muinuddinillah MA 2004 – 2007

Tidak hanya struktur organisasi yang berubah saat pergantian pimpinan, namun bentuk organisasi pucuk pimpinan pun sempat berubah. Bahkan istilah pimpinan pun juga berbeda-beda.

- Pimpinan Pondok dengan dua Pembantu Pimpinan
- Pimpinan Pondok dengan satu Wakil Pimpinan
- Pimpinan Pondok dengan dua Wakil Pimpinan
- Tiga Serangkai Direktur dengan Direktur Pondok didampingi Pimpinan Pondok Putra dan Pimpinan Pondok Putri
- Mudir Ma’had dengan dua Wakil Mudir, Bidang Administrasi dan Keuangan serta Bidang Pendidikan dan Kesantrian
- Mudir Ma’had dengan satu Wakil Mudir

Tentu Daftar nama Wakil Pimpinan atau Pembantu Pimpinan Pondok lebih panjang. Apa lagi jika Sekretaris Pondok juga dihitung. Dalam perjalanannya ada beberapa Pimpinan Pondok mengganti Wakil atau Pembantunya saat periode kepemimpinan. Di antaranya ada yang mengundurkan diri sebelum masa jabatan berakhir (Ust H Wiranto).

Menurut catatan tak ada Pimpinan Pondok yg mengundurkan diri di tengah masa jabatan. Yang ada diganti setelah masa jabatan berakhir. Tapi yang paling sering adalah diganti sebelum masa jabatan berakhir. Dengan kata lain dicopot di tengah jalan.

Masa jabatan terpanjang adalah KH Khozin Shiddiq. Beliau juga pernah menjabat beberapa periode kembali setelah diganti.Hanya KH Djamaluddin Abu Amar almarhum mantan Pimpinan Pondok yg meninggal saat menjabat karena sudah sepuh. Artinya semua mantan pimpinan pondok masih hidup dan menyaksikan silih bergantinya pimpinan pondok.

Di samping Pimpinan Pondok ada lembaga yg disebut Dewan Kyai
Dulunya sih hanya Kyai Pondok saja karena cuma seorang yaitu KH Djamaluddin. Tapi setelah banyak sesepuh pondok maka kemudian dihimpun dalam Dewan Kyai.
Ketua Dewan Kyai kedudukanya sejajar dengan Pimpinan Pondok tapi tidak ada garis komando organisasi. Karena sejajar Dewan kyai lebih difungisikan sebagai penasehat pimpinan pondok. Kemudian pernah pimpinan pondok otomatis sekaligus menjabat ketua dewan kyai.

Pimpinan Pondok terakhir adalah Ust DR H Muinudinillah Basri MA didampingi Wakil Mudir Ust Kadarusman MAg. Beliau diberhentikan dari mudir sebelum genap tiga tahun menjabat. Otomatis Ust Kadarusman kemudian menjadi Pjs Mudir Ma'had sebelum ada penetapan baru dari Yayasan.

Memilih pimpinan pondok Assalaam sangat sulit. Kriterianya dipatok sangat tinggi. Tidak sembarang orang bisa jadi pimpinan. Selain karakter kuat dan performa meyakinkan juga harus punya sesuatu yg dapat diandalkan sehingga Yayasan pantas memilihnya. Background keluarga Yayasan juga mewarnai terpilihnya pimpinan pondok. Calon yg punya ide bersebrangan atau vokal terhadap Yayasan jelas akan disingkirkan.

Sulitnya memilih pimpinan juga menjadikan pergantian Pimpinan pondok tidak pernah mudah. Yayasan harus mengunakan alasan yg sangat kuat untuk mengganti pimpinan pondok. Alasan kuat ini kadang-kadang kesannya dicari-cari atau dipaksakan. Sering akhirnya fitnah yg tersebar karena tak ada pembuktian atas kesalahan atau kekurangan pimpinan pondok. Apalagi rapat pergantian pimpinan pondok selalu dilaksanakan tertutup. Hasil rapat yg berupa pencopotan juga tidak dikomunikasikan dengan cukup jelas. Hanya dugaan atau fitnah yg sering beredar kencang di kalangan bawah. Setiap kali pergantian pimpinan banyak beredar dugaan alasan pencopotan sesanter alasan seharusnya dipertahankan.

Meskipun yayasan memberikan alasan normatif atas digantinya Pimpinan Pondok sayangnya tak ada penjelasan yg memadai untuk memuaskan rasa keingintahuan alasan sebenarnya mengapa pimpinan pondok diganti atau dicopot. Tak ada dialog atau tanya jawab penyerapan aspirasi terbuka. Kenapa demikian, hanya Yayasan yang paling berhak menjawabnya.

Memperkarakan Pooling Santri; Mempertanyakan Aqidah?


ArtImage by Aris

Ketika pooling santri diadakan pada saat pencopotan Mudir Ma’had maka opini santri yg tergambar adalah nyata adanya. Ini bisa disimpulkan demikian karena santri relatif bebas dari tendensi uang atau kekuasaan. Mereka benar-benar menyuarakan pilihan yg ada dibenak atau sesuai dengan hati nurani. Jika kemudian disematkan pada mereka tuduhan bahwa mereka dipengaruhi oleh seseorang (Ust atau pembimbing) maka tuduhan itu jelas tendensius. Alih-alih mencari kebenaran, tuduhan itu dilontarkan justru berusaha mengaburkan fakta. Tuduhan itu dimaksudkan untuk pembelaan diri dalam upaya mengelak dari tanggung jawab.

Menurut teori jenis pertanyaan pada angket atau pooling ada tiga macam:
1. Pooling tertutup
2. Pooling terbuka
3. Campuran

Pooling tertutup ditandai dengan adanya pilihan jawaban yg sudah disiapkan. Pengisi pooling hanya bisa memilih dari pilihan yg ada. Yang jadi masalah adalah jika pengisi pooling tidak menemukan jawaban yg dikehendaki. Pada kasus ini maka ia bisa tidak memilih sama sekali. Kasus lain adalah jika ternyata peserta membuat pilihan tidak cuma satu. Dua atau beberapa item jawaban dipilih semua. Pembuat poling biasanya berusaha menangkap setiap kemungkinan jawaban yg perbedaanya signifikan. Analisa data menjadi mudah didapat dengan valid.

Pooling terbuka tidak memberikan pilihan item jawaban pada setiap pertanyaan. Masing-masing pengisi bisa mengisi secara bebas. Cara ini membuat hasil pooling jadi semakin variatif. Tentu konsekuensinya analisa data jadi semakin berat. Seringkali peneliti harus mengelompokkan jawaban yang senada. Kemudian jawaban minoritas dengan jawaban beragam kemudian digabungkan sebagai jawaban lain-lain.

Untuk memadukan kelebihan dari kedua jenis pooling ini maka peneliti biasanya membuat pooling campuran. Pada pertanyaan disiapkan jawaban dan jika pengisi pooling tidak setuju dengan semua jawaban maka disediakan kolom isian jawaban yg bebas diisi.

Pada kasus pooling yg dilakukan santri maka jenis pooling yg digunakan adalah pooling terbuka. Tentunya jawaban yg diberikan santripun sangat beragam. Untuk pertanyaan ‘Menurutmu bagaimanakah kriteria Mudir Ma’had yg ideal?’ maka jawaban santri menghasilkan berbagai kriteria yg kadang tak terduga oleh peneliti. Jika kemudian ada jawaban santri Yang seperti Ustadz Muin lebih banyak dari pada ‘Yang seperti Rasulullah saw’ maka sungguh bodoh menyimpulkan bahwa aqidah santri telah sesat. Apalagi ditambahi Ust Muin telah menyebarkan aqidah sesat di kalangan santri. Kesalahan berpikir ini karena menyimpulkan secara salah seolah santri lebih menghormati Ust Muin dari pada Rasulullah saw seperti hasil angket tersebut.

Beberapa hal yg perlu diluruskan disini adalah:
Pertama. Gambaran Ust Muin jelas lebih nyata sosoknya dari pada gambaran Rasulullah saw jika dipilih untuk memimpin Pondok. Maka wajar jika lebih banyak santri yg menyebut Ust Muin dari pada Rasulullah saw. Demikian pula tak ada yang menyebut SBY atau ketua Yayasan misalnya karena sosok itu tidak dikenal santri untuk dijadikan kriteria. Yang nyata lebih bisa dipilih dari pada yg abstrak.

Kedua. Sebagian jawaban santri ‘Yang seperti Rasulullah’ juga mengandung arti bahwa santri sebenarnya memimpikan sosok ideal. Tapi ini tingkatnya ‘mimpi’. Betapa sulit menghadirkan sosok ideal di zaman sekarang. Tidak mungkin menghidupkan kembali Rasulullah saw. Jikalaupun ada orang yg persis sama tentu kapasitasnya adalah pemimpin umat Islam sedunia bukan hanya untuk sekedar memimpin pondok.

Ketiga. Jawaban hasil pooling justru merupakan penghormatan terhadap Ust Muin karena masih dianggap sebagai sosok ideal untuk memimpin Assalaam. Beliau di mata santri merupakan wujud nyata yang disandingkan dengan kriteria seperti Rasulullah saw. Ust Muin berhasil menanamkan pengertian kepada santri bahwa kita semua harus berusaha menteladani Rasulullah saw. Ust Muin telah mencontohkan dirinya sendiri sebelum meminta santri mengikuti contoh akhlak Rasulullah saw. Sehingga wajar jika santri menemukan sosok ideal untuk ditauladani pada Ust Muin. Sosok yg seperti inilah yg pantas memimpin Assalaam.

Mungkin pooling santri ini bermakna politis. Tapi menyeretnya menjadi perkara aqidah adalah salah satu taktik cerdik (culas) yg dilakukan untuk membelokkan substansi permasalahan yaitu salah urus Assalaam. Wallaahu a’lam bishowaab.

Saturday, April 14, 2007

Peran penting Watatita

Anak-anak adalah aset dunia dan akhirat bagi orang tuanya. Sangat tidak layak jika membekali pendidikan mereka pada usia emas perkembangannya hanya dengan sisa-sisa waktu yang ada. Untuk itulah keberadaan wahana pendidikan sangat dibutuhkan sejak usia dini anak. Sebagai penitipan anak watatita mengedepankan pelayanan dan pendidikan anak yang berbasis nilai-nilai Islam. Ustadzah yang berputra usia prasekolah lebih tenang bekerja karena dapat tetap bertugas dengan baik di Assalaam dengan tetap memberikan pendampingan dan pengasuhan terbaik bagi putra /putrinya.
Dengan peran tersebut Watatita telah menjadi sarana mendukung terwujudnya peningkatan kesejahteraan bagi para pegawai Assalaam. Utamanya bagi pegawai yang memiliki putra berusia pra sekolah.
Nilai strategis Watatita menjadi lebih karena:

1. Lokasinya yang menyatu dengan komplek PPMI Assalaam memudahkan komunikasi antara anak dengan ibu dan memungkinkan pemberian ASI ekslusif untuk anak.

2. Memudahkan urusan antar jemput anak sesuai agenda kegiatan pondok dengan jam masuk dan pulang mengikuti aturan pondok.

3. Kurikulum yang diberlakukan Watatita mengacu pada nilai-nilai Islam dan kepondokan. Ini sebagai tanggungjawab moral bagi Watatita untuk mendidik sesuai sunnah Rasulullah:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitroh, orang tuanyalah yang menjadikan Nasrani, Yahudi atau Majusi” (HR Bukhori dan Muslim)

Peran Watatita telah terbukti dengan respon positif ditunjukkan dari semakin banyaknya Ustadzah yang memanfaatkan layanan dalam dua tahun ini. Beberapa masukan dan usulan semuanya mengacu agar Watatita tetap eksis dan lebih meningkatkan mutu layanannya. Untuk itulah maka Watatita akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pondok.

Beberapa kendala yg dihadapi di lapangan antara lain:

1. Rasio anak dan pengasuh yg terbatas jumlahnya sehingga perlu penambahan jumlah pengasuh. Tentunya rekrutmen pengasuh baru tidak mudah apalagi yg bisa diandalkan bisa mengembangkan Watatita menjadi KB dan TK.

2. Lokasi dan prasarana yg belum mencukupi terutama untuk program pengembangan KB dan TK. Usulan punya lokasi 'rumah' sendiri mustahil terwujud tanpa restu dari Yayasan.

3. Legalitas pembentukan KB dan TK yang belum ada baik dari Yayasan apalagi dari Diknas. Tanpa legalitas ini maka siap-siap saja jika Watatita digusur-gusur.

4. Kondisi keuangan yang masih harus disubsidi. Ini membuat neraca keuangan jadi tidak sehat.

Untuk itulah Litbang Assalaam berusaha terus mendorong tumbuh kembangnya Watatita. Dukungan dan bantuan dari pihak manapun sangat diharapkan.

Friday, April 13, 2007

Kado Buat Sahabat


Artikel ini adalah draft saat saya diminta oleh mahasiswa UMS untuk membedah buku Kado Buat Sahabat karangan Izzatul Jannah. Pengarangnya sendiri, bu Intan Savitri, berhalangan hadir karena ortunya sakit maka Istri saya diminta menggantikan. Selanjutnya Istri malah melempar ke saya, walaah

“Bukunya asyik banget deh. Ngeyakinin kita kalo persahabatan itu penting. Cocok banget kalo kamu hadiahin ke sahabat kamu sambil bilang kalo kamu sayang dia karna-Nya... “ (Rifzahra)


Di antara beberapa buku karangan Izzatul Jannah buku ini termasuk yang dibuat berseri. Tidak kurang dari 5 buku karangan penulis produktif ini dibuat berseri dibawah Eureka lini penerbit Era Intermedia. Formatnya yang mungil pas di saku (baik bentuk maupun harga) buat para remaja yg jadi sasaran pembaca. Gaya bahasa yg ringan n gaul dipilih tanpa kehilangan bobot isinya. Beliau adalah pendiri Forum Lingkar Pena atau FLP Solo dengan produktifitas tulisan yang luar biasa. Kita tahu kalau Indonesia masih tergolong rendah dalam baca tulis. Pada tahun 1996 jumlah buku yg terbit hanya 6.000 judul padahal penduduk Indonesia sudah mencapai 200 juta, kalah jauh dibandingkan dengan Amerika dengan 100.000 judul dan Inggris 61.000 judul. (Kompas, 25 September 1996). Namun demikian perkembangan FLP dengan genre buku novfis untuk teenlit yang awalnya digagas Helvy Tiana Rosa ini cukup menggembirakan. Puluhan ribu penulis baru muncul dengan ribuan judul buku telah terbit sampai saat ini.

Kado Buat Sahabat ini awalnya dibuat penulis untuk mengisi rubrik majalah Karima (alm) saat beliau aktif sebagai Pimred. Karena sayang jika hilang begitu saja maka diterbitkanlah menjadi serial buku tentunya dengan format dan tampilan yang lebih keren. Contohnya pada pembukaan buku yang dibuka dengan kartun. Wow… sesuatu yg bisa dibilang sangat inovatif pada jamannya. Komik dan tulisan diramu jadi satu.

Yang membuat bacaan Teenlit ini patut dibaca dan dikoleksi adalah kentalnya ajaran Islam yg menjadi pijakan. Islam adalah solusi kehidupan terpapar dengan cerdas. Misalnya di Bab 1 memuat tak kurang dari 10 ayat dan hadits. Ayat dan hadits disandingkan dengan kata-kata bijak bernas lainnya. Tampak latar belakang penulis sebagai aktifis harokah mewarnai buku karangannya ini. Tetapi meskipun begitu, materi berat disusun dengan ramuan kata-kata gaul pas buat remaja. Sedemikian khas racikannya sehingga unik dan sulit untuk ditiru begitu saja oleh penulis-penulis lain.

Saya pernah diminta membuat karangan yang ditujukan untuk santri-santri yg juga remaja. Ternyata tidak mudah menyusun karangan seperti gaya Izzatul Jannah. Apa yang saya hasilkan cenderung menjadi bacaan ‘dewasa’. Gayanya lebih mirip seseorang sedang memberi ceramah. Atau lebih tepatnya karangan gaya pidato seorang guru agama dimimbar yg lupa bahwa apa yang ia sampaikan bergaya menggurui. Jadi saya sangat menyadari betapa tidak mudah membuat bacaan untuk remaja apalagi jika isinya harus tetap berbobot.

Menurut arikel yang pernah saya temui di internet untuk mencapai ketrampilan penulis heboh semacam itu diperlukan sejumlah prasyarat dan sikap mental tertentu:

1. Keingintahuan dan Ketekunan:
Sebelum memikat keingintahuan pembaca, penulis harus terlebih dulu "memelihara" keingintahuannya sendiri akan suatu masalah. Mereka melakukan riset, membaca referensidi perpustakaan, mengamati di lapangan bahkan jika perlu melakukan eksperimen di laboratorium untuk bisa benar-benar menguasai tema yang akan mereka tulis. Mereka tak puas hanya mengetahui hal-hal di permukaan, mereka tekun menggali. Sebab, jika mereka tidak benar-benar paham tentang tema yang ditulis, bagaimana mereka bisa membaginya kepada pembaca?

2. Kesediaan untuk berbagi:
Mereka tak puas hanya menulis untuk kalangan sendiri yang terbatas atau hanya untuk pembaca tertentu saja. Mereka akan sesedikit mungkin memakai istilah teknis atau jargon yang khas pada bidangnya; mereka menggantikannnya dengan anekdot, narasi, metafora yang bersifat lebih universal sehingga tulisannya bisa dinikmati khalayak lebih luas. Mereka tidak percaya bahwa tulisan yang "rumit" dan sulit dibaca adalah tulisan yang lebih bergengsi. Mereka cenderung memanfaatkan struktur tulisan sederhana, seringkas mungkin, untuk memudahkan pembaca menelan tulisan.

3. Kepekaan dan Keterlibatan:
Bagaimana bisa menulis masalah kemiskinan jika Anda tak pernah bergaul lebih intens dengan kehidupan gelandangan, pengamen jalanan, nelayan dan penjual sayur di pasar?
Seorang Soe Hok Gie mungkin takkan bisa menulis skripsi yang "sastrawi" jika dia bukan seorang pendaki gunung yang akrab dengan alam dan suka merenungkan berbagai kejadian (dia meninggal di Gunung Semeru).
Menulis catatan harian seraya kita bergaul dengan alam dan lingkungan sosial yang beragam akan mengasah kepekaan kita. Kepekaan terhadap ironi, terhadap tragedi, humor dan berbagai aspek kemanusiaan pada umumnya. Sastra (novel dan cerpen) kita baca bukan karena susunan katanya yang indah saja melainkan karena dia mengusung nilai-nilai kemanusiaan.

4. Kekayaan Bahan (resourcefulness):
Meski meminati bidang yang spesifik, penulis esai yang piawai umumnya bukan penulis yang "berkacamata kuda". Dia membaca dan melihat apasaja. Hanya dengan itu dia bisa membawa tema tulisannya kepada pembaca yang lebih luas. Dia membaca apa saja (dari komik sampai filsafat), menonton film (dari India sampai Hollywood), mendengar musik (dari dangdut, nasyid sampai klasik). Dia bukan orang yang tahu semua hal, tapi dia tak sulit harus mencari bahan yang diperlukannya: di perpustakaan mana, di buku apa, di situs internet mana saja.

Menurut Hernowo: Intelektual Indonesia itu sebenarnya hebat. Mereka pandai ngomong dan, kadang, memiliki banyak sekali gagasan. Sayangnya, mereka tak piawai menulis. Ketakpiawaian menulis ini menyebabkan gagasan-gagasan hebat milik mereka mudah terbawa angin dan akhirnya tidak mampu memberdayakan mereka. Kalau toh kemudian mereka menulis, maka tulisan mereka kering dan tidak mudah dibaca oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Friendship’s Kudo
Tema yang diangkat adalah seputar persahabatan atau Friendship sangat lekat pada dunia remaja. Menurut psikolog, remaja tidak lepas dari peer group. Remaja akan lebih terbuka dengan teman dari pada dengan orang tua apalagi guru. Teman yang sangat akrab atau sahabat biasa menjadi tempat curhat. Tak jarang tidak adalagi rahasia di antara sahabat. Khususnya buat cewek maka kebutuhan tempat curhat ini sudah seperti makanan pokok.

Sahabat bisa ditemukan dari sekolahan maupun di kampung. Biasanya karena ada kesamaan dan interaksi yg intent. Persahabatan masih bisa dijalin meski saling berjauhan.
Jaman dulu ada sahabat pena. Persahabatan yg dijalin dengan surat-suratan. Kemudian muncul HP maka digunakanlah sms untuk bertukar kabar dan segera disusul videophone menggunakan 3G. Di era internet ada email dan yg terakhir ada ☺Friendster. Jaringan pertemanan di dunia maya yg sedang ngetren abis. Sampai-sampai kita bisa berteman kepada seseorang yg sama sekali belum pernah bertemu. Perkembangan teknologi menciptakan kemudahan dan alternatif dalam berhubungan satu dengan yg lain. Pada satu sisi teknologi merupakan solusi berbagai permasalahan tapi ia juga menyimpan permasalahan pada sisi yg lain.

Pada kekuatan yg besar tersimpan tanggungjawab yg besar pula.
(Nasehat Uncle Ben kepada Spiderman sebelum meninggal)


Masalahnya persahabatan yg dijalin kadang justru mendatangkan masalah pelik. Tak jarang bukan kebaikan tapi justru kemadhorotan yang didapat. Kurangnya pertimbangan dan terlalu emosi menjadi dasar kecerobohan. Karena tidak obyektif lagi seseorang bisa membela sahabatnya dalam segala tindakan dan pilihannya. Bahkan sahabat akan dibela meski melakukan kesalahan. Kalu yg begini bukan tipe sahabat yg baik lho…

Persahabatan juga bisa menjerumuskan seseorang kepada kehancuran jika ia tidak pandai memilih pergaulan. Untuk itu ada rambu-rambu yang harus dipatuhi. Dan ajaran Islam telah memberi resep yg tak pernah ketinggalan zaman. Menurut sabda Nabi:” Seseorang itu sejalan dan bergaya hidup seperti sahabatnya, maka hati-hatilah dalam memilih sahabatnya”. Dalam hadits lain beliau menyampaikan:”Sebaik-baik sahabat adalah apabila engkai khilaf maka ia akan mengingatkanmu, dan apabila kamu ingat ia akan membantumu”.

Monday, April 09, 2007

Lagi Pimpinan Pondok Assalaam diganti


Direktur Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Dr M Muinudinillah Basri MA dicopot, menyusul keputusan rapat pleno Yayasan Majelis Pengajian Surakarta (MPS) tanggal 2 April 2007 lalu. Berita selengkapnya silahkan klik: Suara Merdeka, Rabu 4 April 2007

Tak sulit menduga bahwa kepemimpinan Ust Muin tak akan bertahan lama. Alasannya? Jam terbang Ust Muin di luar Assalaam yg begitu tinggi baik sebelum menjadi Mudir sampai sekarang(Dosen tetap Program Magister UMS, Dewan Syariah PKS Pusat). Beliau juga tidak tinggal di Assalaam serta santernya isu adanya friksi dengan Yayasan sudah cukup membuat prediksi bahwa Assalaam akan ganti pimpinan lagi. Yayasan tidak mbelani, beliau juga tak punya interest untuk ngotot bertahan dengan kondisi seperti ini.

Kapasitas beliau sungguh sangat tinggi. Doktor Syariah lulusan Medinah, hafidz Alqur'an, setiap khutbah selalu menggugah. Jadi pasti sulit mencari ganti dengan kapasitas yang sepadan.

Masa kepemimpinan Beliau yg dimulai pada Desember 2004 sampai 2 April 2007 sesungguhnya sangat singkat. Beberapa perubahan struktural telah dilakukan seperti menggabungkan Unit Kesantrian ke Unit Sekolah, berdirinya LZIS Assalaam dan Syirkah Taawuniyyah. Juga menggabungkan kembali 'Assalaam Cattering and Resto' kembali menjadi Unit Dapur Assalaam.

Selamat jalan Ust Muin... kebersamaan singkat ini semoga tak terlupakan.

Friday, March 16, 2007


ArtImage by Aris

Saya coba masuk ke technorati.
Maunya menclaim blog.
Langkah pendaftarannya agak mbulet tapi diikuti aja.
Technorati Profile

Wednesday, January 31, 2007

Sarasehan Penegakan Kedisiplinan Santri


Akhir Desember 2006
Litbang Assalaam

Latar Belakang:
1.Kondisi kedisiplinan santri masih rendah.
2.Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi masih kurang efektif.
3.Kadang-kadang terjadi kesalahan pendekatan (kekerasan) dengan implikasi sampai ke meja hukum
4.Perlu dicari pendekatan pendisiplinan.

M Ridlo:
1-Sekarang ini terjadi Krisis kepembimbingan di kalangan santri => kesiswaan sbg penanggungjawab tidak efektif.
2-Santri (wali santri) mengalami pergeseran nilai. Penegakan kedisiplinan dianggap pelanggaran terhadap HAM, pengekangan kebebasan dan ketidakadilan.
3-Ustadz tidak sekata dalam kedisiplinan. Ada yg menegakkan tapi ada yg melindungi pelangaran.
Contoh kasus: Banyak santri tidak tidur di kamarnya. Sementara ada ustadz yg menampung santri dirumahnya, lengkap degan AC dan TV.
4-Pimpinan tidak stand by di Pesantren sehingga tidak cepat dalam penanganan permasalahan kesantrian yg terjadi dan membutuhkan solusi segera dari penanggungjawab.

M Basith:
1-Santri bolos kucing-kucingan. => membutuhkan pengawasan di lapangan.
2-Petugas piket tidak disiplin dalam menjalankan tugas. Masih ada piket yg mangkir tetapi pengawasan terhadap kemangkirannya tidak efektif.
3-Saran: dibuat pertugas pengawasan dengan sistem shift.

Yanik Kh;
1-Pembimbing yg di dalam jumlahnya sedikit (dibandingkan jumlah santri dan kasus yg ditangani), dengan kepedulian dan kekompakan kurang.
2-Organisasi secara formal baik, tetapi realitanya kurang berjalan dengan baik. Ketika ditegur, jawabannya mereka sudah bekerja. Bgmpun mereka sudah bekerja sesuai sistem.
3-Banyak toleransi dan tawar menawar degan wali santri dalam soal kedisiplinan.
4-Penjelasan tibsar membutuhkan penjelasan yg panjang. Sosialisasi kepada santri dan wali santri masih dibutuhkan.
5-Mungkin perlu meninjau ulang kegiatan sore, apakah sudah tidak layak?
6-Contoh kasus: MA tidak sabar dalam pelaksanaan Muhadhoroh, lalu MA berjalan sendiri... Tidak bisa dikoordinasikan karena sistemnya berbasis unit.

Masfuroh M:
1-Di Asrama maupun kelas masih sering ada kehilangan. Jumlah kehilangan uang di atas 20.000 sehingga takut melapor karena tibsar hanya membolehkan santri membawa uang maksimal 20.000. Padahal kehilangan biasa sampai ratusan ribu bahkan uang syahriah jutaan rupiah.
2-Kurang sadar kebersihan sehingga lingkungan kamar dan asrama kotor. Piket kebersihan kamar tidak jalan. Lomba kebersihan yang diadakan juga tidak semarak.

Rimayanti Dewi:
1-Keluhan dari ustadzah, seluruh tugas dilimpahkan kepada tenaga yg ada di dalam. Jadwal bertumpuk tetapi hanya itu-itu saja orangnya. Overload jadinya.

M Farchan:
1-Masih banyak pelanggaran berat dibiarkan, untuk apa mencatat pelanggaran kecil
2-Kurang kepedulian dari sesama Asatid.
3-Kebijakan direktur soal ijin, tidak perlu dituruti. Perijinan mempunyai maksud mendidik santri sehingga harus dipahamkan kepada wali santri juga.

Siti Khasanah:
1-Hasil studi banding: Kondisi Pondok lain pondoklah yg mengatur sanri secara penuh tetapi di Assalaam wali santri ingin mengatur pondok.
2-Perlu forum dimana Kesantrian bertemu dengan wali santri untuk menyuarakan persoalan pembinaan dalam pondok.

Hanif F:
1-Melihat sistem, tampaknya hebat di permukaan tetapi tidak bisa diaplikasikan dengan baik di lapangan karena sistem kurang sesuai dengan komunitas Assalaam, atau pelaksanaannya hanya sepotong-sepotong. Dasarnya memang hanya sepotong-sepotong, contoh berbasis unit kenyataannya asrama unit tidak ada, sehingga program berbasis unit juga tidak jalan. Selain itu tingkat pelaksanaan hanya reaksioner.
2-Kekurangmampuan dalam mengambil keputusan ttp berani mengambil keputusan.

Catatan lain:
-Kasus: Pemilihan pengurus OP dengan draft disampaikan ke asatidz. Setelah draft direfisi, ternyata tak diganti sehingga timbul permasalahan..
-Kasus: Masih banyaknya pembawa HP dikalangan santri terutama kelas V dan VI. Pengurus OP hanya menyita HP santri kelas I sd IV. Ini saja sudah lebih dari 7 HP tersita.
-Kasus: Masih banyaknya santriwan merokok, karena kesempatan membeli rokok masih luas saat keluar komplek sore ke wilayah selatan.
-Penanggung jawab pembinaan sebenarnya sudah berlapis lapis. Ada wali kelas, wali kamar, wali rayon, kesiswaan dan kesantrian unit juga Kepala sekolah. Di OP ada bagian Taklim, Amn dan Haiayul hizbah. Tetapi kenyataan penegakan kedisipinan masih rendah.


Solusi-solusi:
-Diangkat petugas jaga dengan penempatan di lokasi trategis untuk pengawasan => kendala biaya or SDM
-Dibentuk petugas piket dengan sistem shif => ada sistem kontrolnya.
-Diadakan sharing di tingkat direktur dengan pembimbing lapagan dalam persoalan kedisiplinan
-Evaluasi atas ditiadakannya kesantrian. Litbang memberikan data ttg efek dihilangkannya Unit Kesantrian.
-Perlu dispesifikkan materi utk diskusi lebih lanjut sehingga bisa lebih mendetil karena banyaknya persoalan yang harus diselesaikan.
-Disarankan lebih konsisten dengan basis unit, atau diubah... (pembenahan sistem)

Peserta Sarasehan:
-Ust M Farchan
-Ust M Ridlo
-Usth Siti Hasanah
-Usth Masfuroh Misfah
-Usth Yanik Kh
-Usth Rimayanti Dewi
-Ust Hanif Fakhrudin
-Ust M Basith
- Staft Litbang

Sunday, January 21, 2007

Menyempurnakan Taqwa dalam Keadaan Bagaimanapun

Khutbah Iedul Adha 1427H di YPAC Surakarta
Oleh: Ust. Aris Hanafiyah, ST.

Alhamdulillah, nahmaduhu wa nastainuhu, wa naudzubillahi min sururi a’malina.
Allahu akbar… Allahu akbar … laa ilaaha illallaah huallahu akbar
Allahu akbar wa lillahil hamdu
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah atas segala rahmat dan hidayahNya.
Marilah kita rayakan hari yang sangat mulia ini. Bersama jutaan kaum muslimin yang berhajji berkumpul di Baitullah Makkah mukarromah memenuhi panggilan Allah. Kita agungkan Allah dengan bertakbir, bertahlil dan bertahmid memujiNya.

Allahu akbar… Allahu akbar … laa ilaaha illallaah huallahu akbar
Allahu akbar wa lillahil hamdu
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Hari raya ummat Islam Iedul Adha ditandai dengan sholat Ied di tanah lapang kemudian dilanjutkan dengan berqurban. Dari asal kata Qoruba-yakrubu-qurbanan yang artinya mendekat /pendekatan. Dalam pengertian agama: Qurban berati: Usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menyembelih binatang ternak yang dilaksanakan sesuai tuntunan semata-mata untuk mencari ridho Allah.

Keutamaan berqurban sangatlah mulia. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
“Tidak ada amalan ibadah lain yang dilakukan oleh manusia yang Allah lebih cintai di hari nahr (Iedul Qurban) selain menyembelih binatang kurban. Sesungguhnya hewan-hewan kurban itu pada hari kiamat kelak akan datang beserta dengan tanduk-tanduknya, bersama dengan bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan pahala qurban itu.” (HR Turmudzi, Ibnu Majah dan Al Hakim)
Rasulullah juga memberikan ancaman bagi mereka yang enggan berqurban:
“Barang siapa mempunyai kesempatan (kemampuan) untuk berqurban tetapi tidak mau melaksanakannya, maka janganlah ia dekat-dekat ke tempat sholat kami”. (HR Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Huroiroh)
Qurban adalah bukti nyata ketaqwaan:
لَن يَنَالَ اللهَ لُحُومُهَا وَلاَدِمَآؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَاهَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ {37}
“Tidak sampai daging-daging itu kepada Allah, juga tidak pula darahnya, tetapi yang sampai kepa Allah adalah ketakwaan kalian. Demikian Allah memudahkan bagimu agar kamu dapat mengagungkan asma Allah atas segala hidayahnya dan agar kamu memberi kabar gembira bagi orang-orang muhsin”.(QS. Al Hajj: 37)

Allahu akbar… Allahu akbar … laa ilaaha illallaah huallahu akbar
Allahu akbar wa lillahil hamdu
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Lewat mimbar mulia ini, kami ajak seluruh hadirin juga pada diri saya sendiri: Marilah kita bertaqwa dengan sesungguhnya taqwa. Jangan sampai kita mati kecuali sebagai seorang muslim.

Jebakan untuk tergelincir sangatlah banyak. Dunia yang sudah tua ini penuh dengan godaan. Ia akan selalu membuat tergelincir mereka yang lengah. Marilah kita coba meneladani Nabi Ibrohim as Kholilullah dalam mensikapi dunia saat perintah Allah datang mengujinya. Manusia agung pilihan Allah, Ibrohim menerima ujian yang maha berat. Ujian untuk menjadi teladan manusia sepanjang jaman.

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا(125)
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlash menyerahkan diri kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan dan ia mengikuti agama Ibramin yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kekasih-Nya”. (QS. An Nisa’: 125)
Peristiwa penuh hikmah ini diabadikan dalam Alqur’an:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَآءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ {102}
“Dan ketika anak itu sampai umur (sehingga ia bisa berjuang bersama Ibrahim), (Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu". Ismail menjawab: "Wahai Bapakku, Kerjakan apa yang telah diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapati aku termasuk orang yang bersabar.”(QS Ash Shofat 102)

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Marilah terus tingkatkan ketaqwaan kita. Bertaqwa tanpa cari-cari alasan untuk menghindar. Entah alasan malas. Tidak menguntungkan bisnis (maka karyawan tidak diberi kesempatan cukup untuk sholat). Tidak produktif. Atau bahkan alasan bahwa ibadah itu tidak masuk akal sekalipun.

Nafsulah yang menyebabkan manusia tergelincir.
إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ
"Sungguh nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan."(QS. Yusuf: 53)
Nafsu yang dibenarkan oleh akal manusia. Dengan berbagai alasan untuk menolak atau menyepelekan perintah Allah. Sholat dianggap meboroskan waktu. Jihad fi sabillah dicap teroris. Qurban dianggap ritual kuno dan tak ada untungnya. Haji dianggap perjalanan sia-sia dan membuang uang. Naudzu billahi min dzalik.

Tak terkira jumlah orang yang berakal pandai. Sederet gelar disandang tapi tidak mendekatkan pengetahuannya pada makrifat pada Allah. Segudang uang di tumpuk, tapi tidak membuatnya sadar bahwa ada hak orang miskin (zakat-shodaqoh) yang harus ditunaikan. Semakin banyak harta justru semakin miskin jiwanya. Kesempatan dan kesehatan dan kesempurnaan jasmani tidak membuatnya penjadi hamba allah yang paling bertakqwa yang berdiri paling depan mengemban dakwah jihad fi sabillah, tapi justru menjadi hamba nafsu. Betapa mereka yang cantik dan rupawan tapi hatinya kosong dan terjerumus pada penghambaan pada nafsu. Mereka yang sempurna jasadnya dan menjadi pujaan idola manusia tetapi dimata Allah mereka makhluk yang hina. Derajatnya lebih rendah dari binatang. Karena kelakuannya menang kelakuan rendahan.
Laqod kholaqnal insana fi ahsani takwiim tsumma rodadnahu as fala saafiliin.
“Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna, lalu kemudian kami kembalikan derajat mereka ketempat yang paling rendah.”
(QS At Tiin: 4)

Sungguh segala yang ada di dunia ini fana. Maka jangan sampai kita tertipu dengannya.
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu “ (QS. Al Hadiid: 20). Carilah kehidupan akhirat. “Dan kehidupan akhirat itu lebih baik dan kekal.”(QS. Al A’la:17)
Dengan berbagai ujian yang menimpa, bencana, kesulitan, kekurangan dan godaan. Bersyukurlah kita masih diberi nikmat Allah yang paling berharga. Nikmat Iman dan Islam.

Allahu akbar… Allahu akbar … laa ilaaha illallaah huallahu akbar
Allahu akbar wa lillahil hamdu
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا
Islam adalah diin sempurna (QS Al Maidah: 5) dan wajarnya suatu kesempurnaan maka ia merupakan sesuatu yang tidak mudah, ia harus diperjuangkan dengan kesungguhan.

Islam merupakan diin yang mencakup aturan tentang badan maupun ruh.
Seimbang antara kewajiban pada diri sendiri, keluarga dan kewajiban pada masyarakat.
Perintah menegakkan sholat dilanjutkan dengan membayar zakat.
Keseimbangan hablu minAllah wa hablu minannaas.
Membutuhkan kemampuan fisik, harta, kekuasaan maupun kekuatan tekad ruh.
Ibadah kepada Allah dengan cara melayani Allah lewat pelayanan kepada ummat.

Allahu akbar… Allahu akbar … laa ilaaha illallaah huallahu akbar
Allahu akbar wa lillahil hamdu
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Allah tidak membebani seseorang kecuali sekadar yang ia mampu.
La yukallifullaha nafsan illa wus aha. Laha maa kasabat wa alaiha maktasabat.

Jika ada kesulitan maka di sana ada rukhshoh (kemudahan). Contohnya dalam ibadah sholat. Tidak bisa sholat sambil berdiri, bisa sholat sambil duduk. Tidak bisa sholat sambil duduk maka sholat dilakukan sambil berbaring. Bagi yang tidak bisa menggerakkan anggota badan maka sholat dapat dilakukan dengan memberi isyarat.

Mereka yang mampu harus berzakat atau menyembelih qurban. Sedang mereka yang tidak mampu maka berhak menerima zakat atau daging qurban.

Dienul Islam menciptakan peradaban masyarakat yang saling tolong menolong. Saling melengkapi. Peduli dan tidak cuek dengan kondisi lingkungan. Islam mendorong terciptanya sistem yang membantu mereka yang lemah agar mampu mencukupi kebutuhannya. Mendorong mereka yang mampu untuk menafkahkan sebagian hartanya untuk dishodaqohkan kepada yang membutuhkan. Mendorong sistem yang memberi kesempatan bagi mereka yang lemah, difabel agar mampu berdikari. Mencegah terjadi pendoliman dari yang kuat dan berkuasa kepada mereka yang rendah dan lemah.

Tetapi batasan akan kemudahan ini bukan seperti apa yang kita mau. Bukan berarti memboleh segala hal dengan alasan keterpaksaan yang dicari-cari. Tapi sampai batas pada apa yang kita mampu. Marilah kita persembahkan amal yang terbaik yang kita mampu.
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لا يَقْبَلُ إِلا طَيِّبًا
“Sesungguhnya Allah itu baik tidak menerima kecuali yang baik pula.” (HR Muslim)

وَلاَتَيْئَسُوا مِن رَّوْحِ اللهِ إِنَّهُ لاَيَيْئَسُ مِن رَّوْحِ اللهِ إِلاَّ الْقُوْمُ الْكَافِرُونَ {87}
“Dan jangan kamu berputus asa dari Rahmat Allah, sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum kafir.” (QS. Yusuf: 87)

Allah tidak melihat pada baju dan jasadmu tetapi Allah melihat hati dan amal perbuatanmu. Semoga segenap amal ibadah yang kita tunaikan diberi ganjaran Allah. Amin.

Allahu akbar… Allahu akbar … laa ilaaha illallaah huallahu akbar
Allahu akbar wa lillahil hamdu