Sunday, April 09, 2006

Waspadai Sapi 'Glonggong' di Ampel Boyolali

Saat suvey lokasi tujuan kunjungan lapangan Triple I MTs PPMI Assalaam di Ampel Boyolali Jawa Tengah, kami sempat berkunjung ke rumah salah satu wali santri yaitu Ibu Mukhtar. Di sana kami sempat diajak secara diam-diam untuk melihat lokasi sapi yang sedang 'diglonggong'. Sungguh pemandangan yang menyedihkan mengingat betapa kurang lebih sekitar selusin ekor sapi mengalami penyiksaan sedemikian kejam. Beberapa ekor sapi bahkan sudah dalam keadaan jatuh tak mampu berdiri lagi setelah mengalami penyiksaan. Proses 'glonggong' adalah memberikan minum air melalui selang ke mulut sapi sampai berjam-jam dengan tujuan untuk membuat berat sapi bertambah sebelum disembelih, sehingga akan lebih menguntungkan bagi pemilik sapi. Konon kabarnya sapi glonggong dapat meningkat berat badannya sampai 20 kg setelah dicekoki air selama hampir 6 jam.

Sapi glonggong secara syar'i jelas haram hukumnya. Mengubah tibangan secara akal-akalan jelas penipuan yang dilarang tegas di Al Qur'an. Penyiksaan terhadap sapi sebelum dipotong juga sangat bertentangan dengan sunnah Nabi yang menekankan penghargaan atas nyawa makhuk Allah dengan tidak menyia-nyiakannya serta penekanan untuk mempermudah dan mempercepat proses pemotongan hewan. Secara harfiah wujudnya dengan menajamkan pisau, memotong dengan sekali potong serta dianjurkan memberi makan hewan sebelum dipotong untuk menyenangkannya. Belum lagi ternyata tak jarang di antara sapi glonggong banyak yang mati sebelum disembelih karena paru-parunya terisi air saat dipaksa diglonggong. Status daging bangkai yang haram ini lalu dijual ke pasar. Duh… benar-benar pekerjaan syetan yang terkutuk. Naudhu billaah min dzalik.

Untuk mengetahui apakah daging sapi diglonggong atau tidak memang tidak mudah. Ciri yang agak menonjol adalah dagingnya pucat dan banyak berair. Jadi para pedangan daging ini tidak pernah menggantungkan daging jenis ini. Meskipun hanya air yang ditambahkan sehingga secara medis cukup aman bila dikonsumsi, namun daging jenis ini jauh lebih cepat busuk karena kandungan airnya yang tinggi.

Meski demikian Dinas Peternakan, perdagangan atau yang terkait dengan permasalahan pemotongan hewan bisa mencegah kejadian ini. Polisi juga bisa bertindak karena jelas-jelas merugikan, mengandung unsur penipuan dan meresahkan masyarakat. Sementara itu keluhan masyarakat memberikan pengaduan tampaknya perlu lebih gencar. Kalau perlu boikot produk daging sapi yang berasal dari daerah rawan glonggong. Sungguh praktek dholim ini harus segera dihentikan!!

2 comments:

Iklan Gratis said...

waduh...
gawat juga nih klo kita sampai lengah n tidak pandai dalam memilih daging...
bisa2 keluarga kita nanti terkena bakteri2 yang merugikan bagi tubuh kita.

apalagi pada hari raya besok, konsumen yang mencari bahan dasar daging sapi meningkat tajam...
bisa jadi daging gelonggongan serat daging oplosan ini bisa banyak beredar...
semoga saja pihak yang terkait dengan masalah ini bisa bertindak lebih cepat dan lebih tegas.

ada sedikit tips nih...
klo bisa membeli daging sapi pada saat siang atau penerangan yang cukup, agar kita bisa membedakan mana daging sapi segar dan mana daging sapi gelonggongan dan juga daging oplosan babi.
dan juga pilih yang kadar air serta warnanya lebih segar...karena daging gelonggongan memiliki ciri warna dagingnya pucat dan memiliki kadar air yang berlebih...

semoga saja kita dan juga orang tua kita tidak sampai membeli daging glonggongan ataupun daging oplosan babi...
agar kita terhindar dari segala macam bakteri yang merugikan tubuh kita....
Mengembalikan Jati Diri Bangsa

http://sarden-kita.blogspot.com said...

Tidak hanya ayam dan sapi yang di glonggong ikanpun juga :'( *Baru tahu
Lihat: https://www.facebook.com/video.php?v=1548527855382194

(Nb.Buka dulu facebooknya)