Wednesday, March 22, 2006

Kurikulum Assalaam under question



  

Bagian Litbang Assalaam sedang repot membahas kurikulum Pondok. Beberapa pertanyaan kritis sempat didiskusikan untuk bisa dijawab. Rencana mengundang pakar kurikulum dari luar. Tentunya setelah pakar diberi input 'materi' khas pondok.

Beberapa pertanyaan yang harus dijawab antara lain:
1.Seberapa jauh kewenangan pondok dalam menyusun kurikulum? Apa untung ruginya?

2.Haruskah menggunakan kurikulum Depag dan Diknas?

3.Karena pondok memberikan materi tambahan maka cenderung materi menjadi lebih berat. Pada struktur program maka baik jumlah mata pelajaran maupun alokasi waktu jadi lebih banyak. Seberapa banyak materi bisa ditambahkan untuk pondok?

4.Sudahkah kurikulum MTS nyambung dengan kurikulum SMA, SMK dan MA? Bagaimana dengan TKS dan Akselerasi?

5.Mata pelajaran yang diUANkan cenderung menjadi target utama untuk dikejar karena menyangkut kelulusan. Ini membuat mapel lain menjadi terabaikan. Bagaimana ini?

6.Bagaimana jika memberlakukan raport pondok yang berbeda nilainya dengan raport departemen? Misalnya nilai asli test untuk raport pondok dan nilai rekapan untuk nilai raport departemen?

7.Bagaimana memanfaatkan keunggulan Pondok yang bersistem pembinaan 24 jam?

8.Bagaimana pula methode yang paling pas untuk pondok?

9.Bagaimana cara pas untuk integrasi mapel, dan penggunaan waktu yang lebih panjang/lebih pendek?

10.Bolehkah sholat berjamaah di masjid dan pengajian umum atau pengajian mingguan dianggap sebagai kurikulum juga? Bagaimana dengan muhadhoroh, tasjiul lughoh dan pramuka?

11.Bagaimana dengan membaca (hapalan) alqur’an dan doa-doa yang diujiankan tetapi tidak ada jam di kelas karena diajarkan diluar KBM pagi?

12.Pondok memberlakukan ujian lesan dan praktek untuk materi tertentu. Bagaimana meninjau ketercapaiannya?

13.Bagaimana cara membuat indikator pencapaian kesuksesan KBM, pencapaian materi, dan model evaluasi dengan kurikulum pondok?

14.Seberapa beban guru dapat diterima dengan kurikulum KBK di pondok?

15.Bagaimana pengadaan materi pondok dibandingkan dengan menggunakan buku pegangan yang dipakai umum?

16.Bisakah skill bahasa asing ditingkatkan dengan sistem seperti yang digunakan pada lembaga Kursus Bahasa Asing pada umumnya?

17.Bagaimana mengkaitkan materi ajar yang bersifat ilmu/teori dengan pembinaan skill yang lebih berorientasi keadaan realitas di lapangan?

Kalau ada dari pembaca yang tertarik boleh kasih komentar atau kirim email ke arishanafi@yahoo.com.
Sukron.

No comments: