Thursday, September 14, 2006

Pelatihan ICT di STMIK Sinar Nusantara Surakarta


ArtImage by Aris

Hari ini melanjutkan pelatihan yg kemarin dibuka oleh Direktorat PLB bekerjasama dengan STMIK Sinar Nusantara. Jadual pelaksanaannya mulai dari tanggal 12 s.d. 22 September 2006 bertempat di kampus STMIK Sinar Nusantara Surakarta.

Aku peserta pelatihan komput yang paling beda. Para peserta lain sedang sibuk dengan pelatihan dasar komputer aku sudah browsing ke situsku sendiri. Sambil menunggu aku sekalian check email. Ada email dari Gubenur Central Bank of Nigeria :-).

Sebenarnya ini berarti meninggalkan kantor untuk training yang aku sudah bisa. Aku akhirnya mengganti misi training dengan mengobservasi penyelenggaraan training. Hasil observasi adalah:

Peserta
1.Banyak peserta yang memang belum biasa menggunakan komputer.
2.Peserta yang datang dari berbagai SLB di seluruh penjuru tanah air.
3.Peserta umumnya sudah berumur (dibanding aku yg masih muda)
4.Ada yg kepala sekolah, ada yg kepala lab, kepala TU.

Tempat pelatihan:
a.Hotel Surya
1.Hotelnya lumayan oke meski tidak terlihat mewah.
2.Akses kendaraan jelas no problem sebab nempel dengan terminal Tirtonadi.
3.Karena menyatu dengan terminal maka kalau malam tempatnya agak ginama gitu.

b.STMIK Sinar Nusantara Surakarta
1.Tempatnya agak masuk dari Purwosari, tetapi aku tidak tersesat sebabnya ada papan penunjuk yang jelas. Dari sejak jalan Slamet Riyadi sudah ada baliho lumayan eyecatching yang memandu ke baliho ke dua sehingga cukup dengan mengikutinya aku sampai di lokasi.
2.Labnya lumayan OKE dengan tiap lab 20 komputer. Ada 5 lab digunakan untuk pelatihan.
3.Meja komputer benar-benar meja praktikum dengan rangka besi yg kokoh dan monitor di bawah meja.
4.Dual Sistem Operasi: Linux dan Windows, dengan koneksi ke internet
5.Websitenya di www.sinus.ac.id responsif langsung memuat program pelatihan ICT. Hanya alamat hotel yg dicantumkan di Grand Setia Kawan padahal kita pelatihan di Hotel Surya.

Cape wira-wiri, sebab aku juga masih harus nangani snack pelatihan Halaqoh Hujroh untuk guru Assalaam. Kebetulan istri juga lagi sakit dan istirahat di rumah.

Monday, September 11, 2006

Sipenwaru Assalaam 2007 (draft)


ArtImage by Aris

Seleksi calon santri baru, mempunyai arti yang penting karena menyangkut keberlansungan, kelancaran dan peningkatan mutu proses belajar mengajar yang ada di PPMI Assalaam. Seleksi diadakan sebagai upaya untuk membuat keputusan tentang calon santri yang diprediksikan dapat berhasil dalam belajar. Untuk itu diperlukan rencana yang matang agar nantinya seleksi penerimaan siswa baru (Sipenwaru) di PPMI Assalaam benar-benar dapat menjaring santri-santri yang potensial yang akan menjadi modal untuk menghasilkan lulusan santri-santri yang bermutu sebagaimana yang diharapkan.

Sipenwaru Tahun Lalu
Pendaftaran Santri baru PPMI Assalaam yang dibuka dua kali pada tahun ajaran 2006/2007 menghasilkan peningkatan pendaftar sebesar 12 %. Pada perencanaan awal Sipenwaru 2006/2007 dilaksanakan hanya satu kali, namun pelaksanaannya dibuka kembali Sipenwaru gelombang II. Gelombang I dibuka pada pada Januari – Maret 2006. Sipenwaru dibuka kembali untuk Gelombang II pada bulan Juli 2006 setelah menimbang usulan dari MPP Daerah. Untuk Sipenwaru selanjutnya maka sistem dua gelombang ini perlu dibakukan. Catatan jumlah pendaftar dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut:

No. Thn Akademik Jml Pendaftar
1. 2003/2004 593 santri
2. 2004/2005 590 santri
3. 2005/2006 720 santri
4. 2006/2007 803 santri

Agenda Sipenwaru 2007
Merujuk Kalender Akademik PPMI Assalaam tahun pelajaran 2007-2008 maka agenda Sipenwaru 2007 adalah sebagai berikut:

GELOMBANG I
•Pendaftaran: 1 Jan – 17 Maret 2007
•Test Lesan : 9 – 17 Maret 2007
•Test Tulis : Ahad, 18 Maret 2007
•Pengumuman : Kamis, 23 Maret 2007
•Daftar Ulang: 23 Maret - 6 April 2007

GELOMBANG II
•Pendaftaran: 23 – 30 Juni 2007
•Test Lesan : 23 – 30 Juni 2007
•Test Tulis : Ahad, 1 Juli 2007
•Pengumuman : Rabu, 4 Juli 2007
•Daftar Ulang: 4 Juli - 9 Juli 2007

Santri Baru datang: Ahad, 15 Juli 2007
Santri lama datang: Jum'at, 20 Juli 2007

Agenda akademik yang menjadi pertimbangan adalah:
•Ujian EBTANAS SD : sd awal Juni 2007
•Ujian akhir MTs dan SMA: sd pertengahan Juni 2007
•UN SMP : sd pertengahan Juni 2007
•UN SMA : sd akhir Juni 2007
•Awal liburan akhir tahun: 18 Juni 2007
•Awal tahun ajaran baru : Ahad, 22 Juli 2007

Kuota Jumlah Santri
Daya tampung PPMI Assalaam dan jumlah santri yang terdaftar dapat digunakan untuk menentukan kuota jumlah santri baru yang akan datang. Dengan asumsi bahwa jumlah ideal santri perkelas adalah 30 santri dan jumlah kelas seluruhnya di komplek PPMI Assalaam ada 90 kelas (termasuk seluruh kelas di ATC) maka daya tampung yang tersedia: 30 santri X 90 kelas = 2.700 santri. Daya tampung berdasarkan kelas ini tidak persis sama mengingat beberapa kelas digunakan kelas khusus atau kelas kecil yang hanya menampung tidak lebih dari 20 santri. Beberapa ruang kelas juga digunakan untuk kantor, ruang laboratorium dan gudang serta satu ruang digunakan untuk Watatita. Sedangkan daya tampung asrama maksimal = 2315 santri dengan rincian sebagai berikut:

No Asrama Volume Jumlah
1. Kamsartra I 17 x 20 340
2. Kamsartra II 18 x 20 360
3. Kapatra I 44 x 4 176
4. Kapatra II 22 x 4 88
5. Kagatra 22 x 3 66
6. Perum Tipe D 13 x 5 65
Kapasitas asrama Putra: 1095

No Asrama Volume Jumlah
1. Kamsartri I 15 x 20 300
2. Kamsartri II 16 x 20 320
3. Kapatri I 30 x 4 120
4. Kapatri II 32 x 4 x 3 384
5. Kagatri 32 x 3 96
Kapasitas Asrama Putri: 1220

Meskipun demikian beberapa kamar tidak dapat digunakan untuk asrama santri karena digunakan untuk bank (BSM di Kagatri), ditempati pembimbing (Ust dan Ustdzah) dan digunakan untuk kantor OP. Sehingga kapasitas asrama santri kurang dari 2.375 santri. Namun demikian masih dimungkinkan kapasitas asrama ditambah dengan mengalih fungsikan ruang-ruang kelas menjadi ruang kamar. Beberapa ruang kelas di kopel timur dapat di partisi untuk dapat digunakan menjadi areal asrama.

Dari data Bagian Teknologi Informasi didapat jumlah santri aktif sampai dengan bulan Juli 2006 adalah 2198 santri dengan komposisi 1144 santriwan dan 1054 santriwati. Dengan asumsi mutasi santri sampai akhir tahun 50 santri ditambah perkiraan jumlah kelulusan santri yang saat ini belajar maka pembagian kelas untuk masing-masing unit (dengan asumsi seluruh santri kelas 3 lulus/naik kelas dan seluruh TKS melanjutkan ke PPMI Assalaam) adalah sebagai berikut:
Santriwan : 1144
Santriwati : 1054
Jml Total : 2198

Penjaringan Calon Santri Berkualitas
Strategi penjaringan calon santri berkualitas sudah saatnya dilakukan. Salah satu cara adalah dengan menjaring calon santri berkualitas yang merupakan rangking 1-5 dari sekolah potensial. Calon santri yang memenuhi kriteria dapat dibebaskan dari biaya pendaftaran. Kriteria calon santri atau sekolah berpotensi perlu ditetapkan sejak awal untuk menjadi pedoman. Misalnya calon lulusan rangking 1 sd 5 dari lulusan SDIT tertentu bebas biaya test dan cukup menjalani test lesan dan test kesehatan.

Kriteria Santri Jalur Khusus
1.Terbukti Raport Ranking 1-5 sejak dari kelas 1 sampai dengan kelas VI dan berasal dari SD Potensial

2.Calon santri berbakat yang menjadi Juara Internasional/Nasional/Propinsi lomba Iptek dan MTQ

3.Lulus Test Lesan dan Tes Kesehatan

Kriteria SD Potensial
1.Juara NEM terbaik di Kota/Kabupaten
2.SD Favorit di Kota/Kabupaten
3.Termasuk Daftar SD Potensial yang ditetapkan oleh Direktorat PPMI Assalaam

Strategi Promosi Assalaam

Promosi memerlukan strategi untuk secara efektif menyebarkan informasi tentang Assalaam ke masyarakat luas. Dari hasil penelitian walisantri 2006 dan 2007 didapatkan kesimpulan bahwa informasi tentang Assalaam paling banyak didapatkan dari mulut ke mulut lewat hubungan keluarga, teman atau tetangga. Untuk itu kegiatan promosi yang paling berperan adalah promosi Assalaam sepanjang tahun. Promosi ini dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun baik secara aktif terencana maupun pasif. Tiap even, tiap pegawai Assalaam, tiap santri dan lulusan Assalaam dapat menjadi alat dan media promosi Assalaam. Pengelolaan atau manajemen promosi secara terus menerus di bawah kendali Humas Assalaam bersinergi dengan MPP maupun dengan memanfaatkan jaringan alumni IKMAS dan lembaga-lembaga di lingkup Yayasan.

Dengan berbagai layanan berbasis kelas yang baru telah dibuka maka kebutuhan untuk promosi ke masyarakat luas jauh lebih besar. MTs Assalaam membuka Kelas Internasional dan Kelas Olimpiade serta SMA Assalaam membuka Kelas Akselerasi.
Untuk informasi seleksi penerimaan santri baru dapat dilakukan jauh-jauh hari sebelum pendaftaran resmi dibuka. Khusus penyebaran informasi pendaftaran santri baru dapat melalui:
1.Penggunaan leaflet yang bebas bisa difotocopy dan booklet serta VCD.

2.Informasi lewat koran daerah dapat diusahakan dengan bekerja sama dengan MPP Daerah.

3.Penyebaran informasi lewat MPP daerah dan lewat Unit Pemasaran Tiga Serangkai yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.

4.Penggunaan iklan pada koran nasional. Untuk penggunaan media ini perlu ketepatan media dan waktu pemasangan iklan.

5.Penggunaan media internet baik lewat situs Assalaam maupun menyediakan informasi interaktif lewat email.

6.Penulisan artikel, surat pembaca, atau pers release di koran nasinal dan daerah atau majalah remaja yang secara tidak langsung mengangkat nama Assalaam.

7.Promosi door to door ke sekolah-sekolah potensial di daerah-daerah atau kota-kota lain yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dari Assalaam.

8.Pemberdayaan jaringan alumni IKMAS untuk ikut menyebarkan informasi Sipenwaru

RAB: masih digodog
Pendaftaran dengan dua gelombang tentu membutuhkan biaya yang lebih banyak dibandaingkan satu gelombang. Perbedaan biaya antara Gelombang I dan Gelombang II dimaksudkan untuk menghargai komitment lebih tinggi bagi pendaftar Gelombang I. Mendaftar di awal waktu menunjukkan keseriusan pendaftar ke Assalaam. Selain itu dengan biaya lebih tinggi pada Gelombang II maka diharapkan pendaftar akan memilih mendaftar di Gelombang I dan akan memudahkan bagi Assalaam untuk menentukan sejak awal jumlah calon santri yang diterima.

Test Masuk
Tujuan dan maksud diadakan test tidak semata-mata untuk menentukan kelulusan tetapi hasil test juga dapat digunakan untuk:
1.Mengetahui kemampuan akademis calon santri
2.Mengetahui kesehatan calon santri
3.Mengetahui kemauan dan minat calon santri
4.Menentukan kelulusan atau diterima atau tidaknya calon santri
5.Menentukan rangking atau urutan prioritas kelulusan
6.Untuk menjadi dasar kebijakan tindak lanjut pendidikan setelah diterima di Assalaam.

Materi Test Sipenwaru 2007:
1.Test lisan meliputi :
a.Wawancara
b.MTs: Baca / tulis huruf Arab
c.TKs/MA/SMA: Test lesan Bhs Arab dan Bhs Inggris
d.Pemeriksaan kesehatan

2.Test tulis meliputi:
a.Psycometrik test (numerik, verbal, minat bakat dan inventori)

Dari evaluasi pelaksanaan test Sipenwaru tahun-tahun sebelumnya maka pelaksanaan test bisa lebih dibuat lebih ringkas dengan menggunakan test materi Psycometri (numerik, verbal, minat bakat dan inventori) dengan tambahan test perilaku dan motivasi belajar di Pesantren. Tidak diadakan test Matematika dan Bahasa Indonesia karena materi tes sudah tercover pada test psykometri. Untuk materi Test menulis Arab untuk MTs ditiadakan karena sudah tercover pada saat test lesan.

Syarat-syarat pendaftaran:
1.Siswa yang telah duduk di kelas akhir pada satuan pendidikan yang bersangkutan pada tahun pelajaran 2007/2008 atau yang telah lulus pada tahun pelajaran 2007/2008
2.Calon santri datang sendiri ke tempat pendaftaran untuk test lesan dan test kesehatan
3.Mengisi formulir pendaftaran dengan biaya administrasi Rp. 200.000,-
4.Menandatangani surat pernyataan bagi calon wali santri
5.Menyerahkan formulir dan surat pernyataan ke Panitia dengan dilampiri:
6.Fotocopy raport smester I kelas VI SD atau kelas II SLTP yang telah dilegalisir.
7.Pas foto terbaru 3x4 sebanyak 2 lembar.

Komputerisasi Sipenwaru
Dalam pelaksanaan penghimpunan dan pengolahan data Sipenwaru digunakan alat bantu komputer. Hal ini akan mutlak diperlukan dalam pengolahan nilai untuk menentukan kelulusan calon santri. Jika komputerisasi diterapkan lebih luas untuk pendaftaran santri maka beberapa hal yang patut mendapat perhatian antara lain:

1.Belum adanya deskripsi detil dan jelas sejak awal akan menyulitkan komputerisasi. Proses, data masukan, dan kriteria yang dikehendaki harus sudah terdeskripsi lengkap sebelum diprogram.

Komputerisasi butuh waktu penyiapan mengingat Sipenwaru merupakan proses unik sehingga dibutuhkan pemrograman khusus. Tetapi setelah program komputer jadi maka proses pelaksanaan pendaftaran jadi lebih mudah dan terintegralistik.

Komputerisasi akan memudahkan pengambilan keputusan dan mempercepat pengolahan data bahkan bisa secara real time sejak data diinputkan.

Komputerisasi dapat meningkatkan citra profesionalisme, tetapi jika error maka perbaikan atas kesalahan akan sangat sulit dilakukan mengingat terbatasnya SDM yang paham pengolahan database terintegrasi. Untuk itu program komputer yang disarankan adalah program pengolahan data yang databasenya dapat pula diolah ulang dengan aplikasi pengolah database standar Windows (Ms Access dan Ms Excel) guna penyajian data yang lebih fleksibel.

Beberapa data vital yang harus dapat disajikan oleh sistem informasi Sipenwaru adalah sebagai berikut:
1.Daftar calon santri pendaftar dengan identitas lengkap dengan data orang tua wali
2.Daftar copy nilai raport calon santri
3.Daftar nilai hasil test lesan Sipenwaru
4.Daftar nilai hasil test tulis Sipenwaru
5.Daftar Nilai Test Kesehatan
6.Daftar Nilai Test Psikometrik
7.Daftar santri lulus Sipenwaru dalam urutan rangking nilai
8.Daftar santri tidak lulus Sipenwaru
9.Daftar kesehatan santri lulus dengan catatan khusus
10.Daftar santri yg kurang dalam penguasaan baca Alqur’an
11.Daftar santri lulus dengan catatan khusus psikologi utuk pembinaan
12.Daftar calon santri kelas akselerasi (yg dapat mengikuti test saringan berikut)
13.Kuisioner wali santri
14.Surat kesediaan wali santri yg telah ditandatangani dan bermaterei
15.Laporan keuangan pendapatan dan pengeluaran selama Sipenwaru
16.Laporan pertanggungjawaban panitia atas pelaksanaan Sipenwaru

Test Sipenwaru di Daerah
Pelaksanaan tes Sipenwaru dapat diselenggarakan di daerah oleh MPP Daerah dengan ketentuan sebagai berikut:
1.MPP Daerah mengajukan permohonan pelaksanaan test daerah ke Panitia Pusat untuk mendapatkan persetujuan.
2.Jumlah peserta pendaftar minimal 10 calon santri.
3.Panitia daerah setempat bersedia menanggung biaya pelaksanaan test.
4.Panitia daerah bersedia mempersiapkan akomodasi team Assalaam guna kelancaran test.
5.Panitia daerah menyiapkan tim medis untuk test kesehatan.
6.Panitia daerah berhak memungut biaya test tambahan.
7.Panitia daerah berhak mendapatkan 25% uang pendaftaran.
8.Panitia daerah berhak mendapatkan bonus gratis biaya pendaftaran 1 peserta per kelipatan 10 pendaftar di daerah tersebut.

Pada pelaksanaan test Sipenwaru di daerah:
1.Panitia Pusat akan mempersiapkan berkas materi test tulis berikut lembar jawab.
2.Panitia Pusat akan mengirimkan team test tulis daerah dan penguji lesan.
3.Jadwal pelaksanaan test daerah serempak di seluruh Indonesia bersamaan dengan test tulis Pusat.
4.Seluruh berkas test dibawa ke Pusat setelah pelaksanaan test daerah untuk pengkoreksian.
5.Hasil Test Daerah diumumkan bersamaan dengan pengumuman hasil Test Pusat

Demikian draft rancangan SIPENWARU Assalaam 2007.

Tuesday, September 05, 2006

Homeschooling Ala Pesantren

Berikut adalah makalah hasil dari mengikat makna dengan copy paste. Maunya artikel ini buat Warta Assalaam. Setelah editan pertama jadinya draf tulisan yg masih loncat-loncat ndak karuan. Maklum sumber data berserak dari beragam artikel yg dicopy paste. Waktu kuminta editor Warta untuk membaca jelas saja protes. Artikelnya terkotak-kotak... tolong diedit dulu...


Homeschooling ala pesantren
Setiap orang tua menginginkan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Berbagai jenis sekolah saat ini telah muncul bagai jamur di musim penghujan. Semua mengiklankan diri sebagai sekolah dengan nilai plus agar dipilih orangtua bagi anaknya. Ada yg memakai bahasa asing, menyediakan beragam aktivitas di luar kelas, ruang kelas ber-AC, hingga sekolah yg mengklaim diri menggabungkan kurikulum luar negeri dan kurikulum berbasis kompetensi dari Diknas.

Apa pun yang ditawarkan sekolah-sekolah itu, ternyata tidak kunjung bisa memenuhi keinginan semua orangtua. Sampai saat ini masih banyak kritik yang terlontar tidak saja dari orangtua, tetapi juga masyarakat, pemerhati pendidikan, hingga pemilik lapangan pekerjaan. Baik karena mutu pendidikan yang rendah, kemerosotan akhlak siswa, juga ketidakmampuan lulusan sekolah dalam menghadapi realitas permasalahan di lingkungan masyarakat. Betapa banyak anak sekolah justru menjadi anggota geng kenakalan remaja, tawuran, dan mengkonsumsi narkoba lewat pergaulan sesama teman sekolah. Banyak pula lulusan sekolah justru menjadi penganggur karena sekolah lebih mengajarkan keseragaman dan bukan kreatifitas. Pakar pemasaran Jack Trout, pernah menulis buku yang sangat berpengaruh, Differentiate or Die yang menegaskan bahwa di era saat ini perbedaan adalah sangat penting dalam berkompetisi. Tanpa ada pembedaan maka produk akan mudah dilupakan konsumen. Demikian pula keseragaman yg dibentuk sekolah justru akan mematikan potensi siswa untuk kreatif dan survive dilapangan yg penuh persaingan.

Mendidik Tidak Sama dengan Menyekolahkan
Berbincang masalah homeshooling maka topik pertanyaan kini bergeser. Dari mempertanyakan legalitas lulusannya kepada pertanyaan yang lebih esensial, mampukah orangtua mendidik anaknya sendiri sebaik pendidikan formal? Ini karena undang-undang pendidikan saat ini telah mengakui pendidikan luar sekolah tidak saja dapat menjadi pelengkap namun juga dapat menggantikan pendidikan sekolah. Tinggal seberapa kesiapan orangtua mendidik anak-anaknya.

Di samping alasan tidak puas dengan hasil pendidikan sekolah saat ini, alasan kendala jarak, atau keinginan agar orang tua lebih banyak berinteraksi dengan anak, ada pertimbangan lain yang menarik yaitu keinginan menanamkan nilai-nilai Islam sesuai keinginan orangtua. Ketiadaan jaminan bahwa anak dididik di sekolah sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai orangtua membuat sebagian orangtua bersikeras mendidik anaknya sendiri di rumah.

Pendidikan juga meliputi pembentukan kepribadian, bukan hanya mengajarkan pengetahuan. Bukan sekedar know how tetapi being. Untuk membentuk kepribadian maka rumusnya adalah pembiasaan. Pembiasaan ini baru berhasil jika lingkungan mendukung. Harus ada contoh konkrit yang bisa ditiru dan jadi panutan. Harus ada pengalaman sehari-hari yang langsung dirasakan. Tentu dengan konsekuensi merasakan hukuman yang kadang berupa kegagalan yang pahit. Lingkungan sekolah dalam hal ini seringkali gagal dalam menyajikan realitas yg membentuk kepribadian yg tangguh. Yang lebih banyak diberikan adalah teori dan pelajaran untuk dihafalkan.

Betapa menjamurnya sinetron TV saat ini yang menggambarkan kehidupan penuh glamour dan hanya menjual mimpi. Sering sinetron mengumbar kekerasan dan mengeksploitasi seks untuk mendapatkan rating pemirsa yang tinggi. Sinetron seperti ini sungguh tidak layak ditonton. Lantas bagaimana membatasi dan mensensor tontonan anak jika ternyata orangtuanya sendiri hobinya nonton sinetron? Bagamana pula membatasi nonton film jika ternyata film kartun anak pun tidak lagi aman ditonton? Beberapa film seri anak seperti Dragon Ball, detektif Conan, Sincan juga SamuraiX jauh dari tontonan yang mendidik. Film anak itu penuh dengan adegan kekerasan, pembunuhan dan prilaku kasar serta prilaku buruk lain yang tak pantas dilihat anak.

Kurikulum dan Materi Belajar
Orang tua homeschoooling harus kritis dalam mengajarkan materi kepada anak-anaknya. Untuk apa materi ini diajarkan jika kemudian tidak bermanfaat bagi anak pada kehidupannya. Setiap sesuatu yang diajarkan atau dibacakan untuk anak selalu dicoba untuk menterjemahkan sebaik mungkin ke dalam realitas. Ini yang berbeda dengan sistem sekolah yang seringkali hanya mengajarkan pengetahuan hanya sekedar untuk dihafal tanpa melihat kontek permasalahan yang dihadapi anak. Anak-anak homeschooler belajar sangat dini perbedaan antara mengetahui nama sesuatu dibandingkan mengetahui hakikat sesuatu.

Dalam hal kecepatan belajar maka sistem homeschooling sangat adaptif dengan kemampuan anak. Hasilnya bukan lebih lambat, banyak di antara anak homeschooler baru berumur 16 tahun tetapi sudah menyelesaikan materi SMA. Homechooling menggunakan jadwal belajar tidak ketat seperti di sekolah tetapi disesuaikan dengan kebutuhan materi yang dipelajari. Mereka juga tidak mengenal liburan panjang sekolah karena mereka belajar hampir sepanjang tahun di saat liburan sekalipun.

Salah satu kunci sukses belajar di luar sekolah adalah antusiasme. Hampir bisa dipastikan hanya mereka yang antusias yang akan berhasil di’sekolah’ yang aturannya sangat fleksibel ini. Prinsipnya seperti kata-kata bijak Aristotle:We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act, but a habit. Dan untuk membangun antusiasme maka metode yg paling efektif adalah dengan mengikuti hobi anak dan cara apa yang paling mereka sukai.

Saat ini tersedia banyak sekali sumber belajar. Baik buku-buku ajar, ensiklopedia, CD pendidikan, chanel TV pendidikan, sampai internet sebagai sumber informasi yang berlimpah. Jika sumber belajar melimpah maka anak dapat mempelajari lebih banyak dari pada tuntutan kurikulum atau tuntutan orangtuanya. Keingintahuan anak seringkali tumbuh begitu kuat sehingga sanggup belajar dalam waktu yang lama dengan intensitas yang tinggi. Di negara-negara maju tidak sedikit keluarga yang memilih menyekolahkan anaknya di rumah dengan alasan banyak lembaga pendidikan resmi yang menyediakan kurikulum dan silabus sejak tingkat TK sampai perguruan tinggi. Media internet digunakan secara aktif untuk mengirimkan bahan belajar maupun bahan test secara online.

Sistem Ujian
Dalam mengerjakan bahan ujian, maka kejujuran orangtua sangat diuji. Apakah dia mau membiarkan anak mengerjakan sendiri atau dibantu. Kebanyakan pembelajar alam tidak lagi terlalu mengejar nilai bagus. Mereka tidak lagi disibukkan dengan mengejar gengsi rangking kelas dan lebih menekankan mengajarkan kejujuran pada anak akan hasil kemampuan diri yang sesungguhnya.

Untuk homeschooler dengan lisensi asing lewat internet maka lembar jawaban ujian dikirim kembali ke lembaga pendidikan jarak jauh untuk dinilai. Jika lulus ujian maka anak akan mendapat sertifikat sehingga bisa melanjutkan ke jenjang berikut. Banyak lembaga pendidikan internasional jarak jauh yang sertifikatnya diakui di Indonesia sebagai lulusan dari luar negeri. Lulusan homeschoooling terbukti ada yg diterima di UI.

Peserta homeschool memang harus mengikuti ujian kesetaraan bila ingin kembali melanjutkan pendidikan ke sekolah formal. Mereka bisa mendapat ijasah kesetaraan di pendidikan nasional melalui paket ujian A (SD), B (SMP), dan C (SMA). Jika mereka lulus, berarti kemampuannya sudah setara.

Sebelum itu, mereka mesti mendaftar di lembaga pendidikan nonformal, seperti pusat kegiatan belajar masyarakat atau lembaga kursus yang menyediakan persiapan dan ujian tersebut. Saat ini terdapat lebih dari 3.000 lembaga yang tersebar di berbagai daerah. Setelah terdaftar, mereka dapat mengikuti proses pendidikan dalam waktu tertentu di sana, baru kemudian ikut ujian. Berbekal tanda lulus ujian itu, homeschooler bisa mendaftar ke sekolah formal yang ada.

Sistem Belajar
Homeschooling menggunakan sistem belajar yang disesuaikan dengan kondisi anak dan orangtua. Salah satu cara belajar homeschoooling adalah sistem campuran. Sistem belajar yang sebagian di rumah, separuh lagi di Morning Star Academy (MSA), sekolah yang mendukung program bersekolah di rumah. Setiap anak bersekolah hanya tiga hari dalam seminggu, yakni Senin-Rabu-Jumat atau Selasa-Kamis-Sabtu. Semua orangtua murid terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini. Bahkan, 90 persen guru MSA adalah orangtua murid. MSA juga menyediakan modul panduan belajar berstandar internasional. Tiap modul seharga Rp 2,5 juta untuk setahun belajar.

Program homeschool model MSA ini telah ada sejak tahun 2002. Diawali 20 keluarga dengan 50 anak, yang berkumpul di Jakarta Selatan untuk menyelenggarakan pendidikan bersama. Jadilah tempat itu sebagai komunitas untuk bersosialisasi dan belajar. Kini tercatat 150 keluarga dan sekitar 300 anak bergabung di MSA. Sayangnya MSA yang merupakan lisesi luar negri ini adalah asosiasi pendidikan kristen, sehingga banyak keluarga muslim belum menerima dan ingin mengembangkan model homeschooling yang islami. Homeschooling ala pesantren.

Di daerah juga muncul pendidikan alternatif yang berbasis masyarakat. Sistem sekolah model SMP terbuka seperti SMP Alternatif Qoryah Thoyyibah di Salatiga dan SMP Alternatif Otek Makmur di dusun Glinggang Kemusu Boyolali adalah sekolah yang relatif ‘bebas’ dalam menentukan kurikulum dan sistem pembelajaran. Dan kalau dicermati sesungguhnya program TV seperti Kontes AFI, KDI, Pildacil atau API juga salah satu bentuk homeschooling. Bahkan tradisi pesantren lama sesungguhnya pun menerapkan prinsip homeschooling. Santri-santri tidak masuk kelas berdasarkan usia tertentu tetapi pembelajaran menggunakan sistem sorogan dan bandongan. Santri-santri yg rajin dan pandai bisa lulus lebih cepat. Tapi ada juga yg bertahun-tahun tidak lulus pesantren karena cara belajarnya nyantai.

Komunitas ‘Berkemas’ binaan Ibu Yayah Komariah
Apa yg diusahakan oleh Ibu Yayah Komariah, ketua Komunitas Homeschooling BERKEMAS, patut dijadikan rujukan. Berangkat dari keprihatinan nasib pendidikan anak-anaknya yang sering ia tinggalkan karena sibuk mengajar SDIT yang fullday. Sementara itu anaknya sendiri tidak mampu sekolah di tempat ia mengajar arena biayanya yg tinggi. Daripada mengurusi anak orang lain tetapi anak sendiri tidak terurus maka ia keluar dari tempat mengajar dan mulai mengajar anaknya sendiri di rumah. Beberapa anak tetangga kemudian bergabung. Pengajarnya pun mulai beragam karena Berkemas memanfaatkan keberadaan tokoh-tokoh masyarakat di lingkungan sekitar. (Takmir masjid, pensiunan dinas perkebunan, LSM).

Dibutuhkan kreatifitas yang tinggi untuk mengatasi berbagai kendala yg muncul. Bahan-bahan belajar cukup difoto copy. Pengalaman mengajar dengan diterapkan kepada anak-anaknya sendiri. Jika ingin mengajarkan alat transportasi anak-anak Berkemas langsung diajak keliling kota dengan menggunakan alat transportasi yg tersedia. Naik bus kota, naik Transjakarta atau Busway kemudian naik kereta. Selain mengunjungi terminal bus dan stasiun kereta anak-anak juga diajak ke bandara dan pelabuhan. Anak-anak mengalami sendiri naik berbagai alat transportasi lalu diminta menuliskan pengalamannya.

Pendapat para tokoh
Sementara itu, pengamat pendidikan Dr Arief Rachman MpD mengatakan, materi bersekolah di rumah sebenarnya tidak ada bedanya dengan pendidikan di sekolah. Namun penyampaiannya yang berbeda, karena di rumah memakai pendekatan yang lebih personal. Bersekolah di rumah mengembalikan konsep dasar pendidikan, yakni pada keluarga, bukan pihak lain seperti sekolah. Anak menjadi mandiri dan hubungan dengan keluarganya harmonis.

Monday, September 04, 2006

Takaaful Kesehatan PPMI Assalaam


ArtImage by Aris

Minggu-minggu terakhir ini, selain mengajar komputer, di kantor aku disibukkan dengan tugas mendesain Takaful, membuat artikel untuk Warta Assalaam dan mendesain Sipenwaru 2007. Untuk Takaful Kesehatan hasil beberapa kali rapat masih juga belum bisa menyimpulkan bagaimana sistem pengelolaan Takaful Kesehatan di Pondok yang terbaik. Namun setidaknya draf usulan yg sudah digodok hasilnya seperti di bawah. Silakan dicermati dan diberi masukan ya...

Nama Program: TAKAFUL KESEHATAN PPMI ASSALAAM
Pondok Pesantren bertanggungjawab penuh dalam pengasuhan santri. Tanggungjawab ini juga termasuk dalam penanganan santri ketika sakit. Tiap tahunnya tidak sedikit santri sakit yang harus dirujuk ke rumah sakit karena keterbatasan kemampuan Unit Kesehatan Pondok (UKP). Dengan sifatnya yang tidak terencana (tidak ada yang berencana sakit) serta adanya kendala jarak dan informasi, orangtua wali bisa saja tidak siap dengan biaya pengobatan. Padahal biaya perawatan di rumah sakit sering tidak sedikit dan merupakan kebutuhan mendesak. Dengan diadakannya asuransi kesehatan maka santri bisa mendapatkan bantuan dana pengobatan dengan cepat. Asuransi kesehatan akan meningkatkan rasa aman bagi orangtua wali dan ketenangan santri dalam belajar.

Kebutuhan akan asuransi kesehatan atau takaful kesehatan sudah selayaknya direalisasikan di PPMI Assalaam. Dari segi jumlah santri yang mencapai 2000 orang maka pengelolaan takaful secara mandiri layak dipertimbangkan. Jumlah peserta yang cukup banyak memungkinkan takaful menghimpun dana yang cukup untuk menanggung klaim biaya kesehatan. Jika tidak ditangani sendiri maka takaful kesehatan bisa diserahkan kepada asuransi takaful syariah yang sudah berkembang di Indonesia.

Asuransi syariah merupakan pengembangan dari industri keuangan yang berbasis syariah. Asuransi syariah baru berkembang di Indonesia pada tahun 1994. Tetapi perkembangan asuransi syariah jauh lebih cepat dibandingkan asuransi konvensional. Standar operasional asuransi syariah melarang prinsip oportunis dalam usaha (gambling/maisir) dan melarang pengenaan bunga (riba). Secara umum ada tiga jenis takaful di Indonesia:
1.Asuransi Keluarga Takaful
2.Asuransi Umum Takaful
3.Asuransi Mubarokah

Apapun pilihannya yang utama bentuk layanan takaful harus disesuaikan dengan kebutuhan santri.

Pengelolaan Takaful Kesehatan Secara Mandiri
Pengelolaan takaful kesehatan yang langsung dikelola PPMI Assalaam mempunyai beberapa keuntungan:

•Kebebasan dalam sistem pengelolaan sehingga bisa benar-benar disesuaikan dengan kondisi kebutuhan santri dan dijalankan dengan prinsip syar’i

•Kecepatan dan kemudahan prosedur pertolongan pembiayaan darurat saat dibutuhkan karena ditangani oleh petugas pondok.

•Kejelasan atau transparansi dalam pengelolaan dan penggunaan keuangan

•Sangat mendukung proses pendidikan bagi santri dalam menanamkan pengertian dan kesadaran santri untuk saling tolong menolong dalam takaful.

•Kepastian jumlah peserta takaful (jika satu saat nanti diwajibkan) sehingga memungkinkan kepastian kemampuan takaful dalam menanggung biaya.

•Pada jangka panjang akan terakumulasi dana sisa sehingga kebutuhan asuransi kesehatan santri bisa tertangani jauh lebih baik.

Beberapa kendala yang mungkin muncul adalah:
•Jika sifatnya suka rela maka bisa membuat sedikitnya peserta. Hal ini akan mempengaruhi besarnya kemampuan menanggung santunan kesehatan.

•Minimnya pengertian takaful dapat menimbulkan perbedaan presepsi sehingga sulit mendapatkan dukungan secara luas.

•Perlu adanya petugas takaful yang dikhususkan dalam pengelolaan manajemen takaful.

Prinsip Takaful
Penyelenggaraan Takaful Kesehatan PPMI Assalaam berdasar pada prinsip Tabarruk dan Takaaful. Prinsip ini paling sesuai untuk sistem takaful kesehatan di pesantren yang menitik beratkan pada unsur pendidikan dan pembinaan ukhuwah.

1. Tabaruk
Peserta Takaful mengharap barokah tanpa memperhitungkan keuntungan ekonomis semata. Prinsip ini harus didukung dengan kesadaran dan keikhlasan para peserta untuk mengikuti Takaful secara sukarela. Prinsip ini sangat mendukung penanaman kesadaran santri untuk ikhlas dalam beramal sholeh.

2. Takaaful
Sitem takaful memungkinkan terjadinya saling tolong menolong dalam kebaikan dari para anggotanya. Sesama anggota menjadi penanggung anggota yang lain saat mendapat kesulitan atau musibah. Dengan kejelasan penggunaan dana untuk santri yang terkena musibah (sakit) maka ukhuwah akan lebih erat terbina dikalangan santri.

“Sesungguhnya umat Islam dalam sifat saling tolong dan kecintaannya ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh akan ikut merasa demam dan tidak bisa tidur.” HR Bukhory Muslim

Sasaran Keanggotaan
Sasaran jangka panjang dari program Takaful Kesehatan adalah meliputi seluruh keluarga besar PPMI Assalaam. Baik santri, pegawai dan keluarga pegawai maupun walisantri. Namun untuk tahap awal maka sasaran lebih dikhususkan untuk seluruh santri dengan ketentuan:
•Anggota Takaful Kesehatan adalah santri aktif PPMI Assalaam yang mendaftar secara sukarela. (Dapat diwajibkan dengan penarikan iuran di awal tahun)

•Setiap anggota menandatangani surat kesepakatan /kesediaan untuk memenuhi kewajiban sebagai anggota dan mengetahui hak-hak nya.

•Keanggotaan berlaku setahun dan dapat diperpanjang setelah membayar iuran.

•Pendaftaran dilakukan awal tahun ajaran baru sehingga selesai pada akhir tahun ajaran.

Semakin banyak jumlah peserta maka semakin besar kemampuan Takaful untuk menanggung santunan biaya yang dikeluarkan. Namun demikian tidak mudah untuk menggalang keanggotaan dikalangan santri jika tidak diwajibkan. Dibutuhkan sosialisasi yang memadai dan transparansi pengelolaan sehingga mendapatkan dukungan yang luas.

Keuntungan Bagi Peserta
Peserta Takaful Kesehatan mendapatkan asuransi kesehatan penuh maksimal sampai dengan Rp 2 juta rupiah tiap kali opname di rumah sakit. Jika biaya lebih dari 2 juta maka biaya tidak ditanggung penuh tetapi kelebihannya dibantu setengah biaya. Batas jumlah maksimal klaim adalah 10 juta rupiah tiap kali opname.

Perawatan opname dilakukan di rumah sakit yang disepakati UKP dan pengurusan pembayaran kuitansi dilakukan oleh petugas UKP atau yang ditunjuk. Prosedur pencairan dana jauh lebih sederhana dan cepat karena ditangani oleh petugas pondok. Petugas UKP juga mengatur petugas jaga pasien jika diperlukan. Biaya makan dan transportasi petugas jaga ditanggung Takaful.

Takaful Kesehatan juga memberikan santunan kematian bagi santri sebesar 3 juta rupiahatau orangtua santri yang meninggal dengan besar santunan 5 juta rupiah.

Kewajiban Peserta
Iuran peserta Rp. 120.000 pertahun (atau hanya senilai Rp. 10.000 per bulan). Untuk mengurangi jumlah transaksi keuangan sehingga memudahkan administrasi maka iuran dilakukan pertahun pada tiap tahun ajaran baru. Seluruh iuran tidak dapat diminta kembali kecuali karena klaim kesehatan.

Jika pada suatu kesempatan terjadi banyak klaim kesehatan sedangkan biaya yang terkumpul tidak mecukupi maka bisa diambil kebijakan dengan penggantian biaya dibagi rata kepada para peserta sesuai dengan kebutuhan. Inilah solusi sederhana yang cukup fair yang bisa diambil jika terjadi kekurangan dana.

Ilustrasi:
1.Syaiful santri kelas TKS ikut program takaful. Suatu kali ia jatuh sakit dan harus dirawat kerumah sakit. Biaya berobat dan opname yang dikeluarkan Rp 800.000. Seluruh biaya pengobatan ditanggung penuh oleh program takaful. Bahkan ada petugas yang menjaga secara bergiliran.

2.Fatimah santriwati kelas 2 Mts yang harus dirujuk kerumah sakit karena sakit tipus dapat pertolongan sejak diberangkatkan ke rumah sakit sampai pembayaran pengobatan oleh petugas takaful. Jika total biaya pengobatan yang dikeluarkan 3 juta rupiah maka 2 juta rupiah ditanggung takaful ditambah setengah dari kelebihan atau 500.000, sehingga total biaya yang diganti takaful kesehatan sebesar Rp. 2.500.000,-

Organisasi
Penyelenggaraan Takaful kesehatan membutuhkan manajemen pengelolaan yang profesional karena berkenaan dengan pengelolaan keuangan. Dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 2000 anggota dengan frekuensi opname santri rata-rata mencapai 10 kali tiap bulan maka organisasi takaful kesehatan beranggotakan:
•Koordinator : 1 orang
•Administrator : 2 orang (pa dan pi) dapat dilaksanaan oleh pegawai keuangan pondok
•Seluruh pengurusan perawatan dan pembayaran ke RS dapat dilaksanaan oleh petugas UKP

H. Catatan Pengelolaan Kesehatan Pondok
Seluruh santri sakit dapat diketahui lewat perijinan santri sakit yang melalui UKP. Jika santri sakit memerlukan perawatan lebih lanjut maka santri sakit dirujuk ke rumah sakit lewat UKP. Sebagian kecil santri memilih pulang dengan perawatan di rumah. Berdasarkan catatan UKP selama bulan Juli 2005 sampai Juni 2006 untuk jumlah santriwan opname di rumah sakit tercatat rata-rata 2 santri per bulan atau 20 santri setahun. Rata-rata estimasi biaya perawatan opname rata-rata 2 juta rupiah.

Catatan tertulis jumlah opname santriwati belum kami dapatkan. Tetapi dari wawancara dapat diasumsikan jumlah santriwati opname bisa dua kali lipat dari santriwan. Maka dapat diasumsikan rata-rata jumlah santriwan (25) dan santriwati (40) opname maka jumlah total opname adalah 65 santri tiap tahun.

Beberapa catatan penting untuk bisa ditangani lebih bijaksana adalah:
1.Beberapa santriwati memaksakan diri opname meskipun menurut kondisi kesehatan sesungguhnya tidak direkomendasikan opname oleh UKP. Alasannya bersifat subyektif karena santriwati dalam keadaan stress dan ingin dirawat di luar Pondok.

2.Kebanyakan santri meminta dirawat minimal Kelas I. Banyak diantaranya minta dirawat di Kelas VIP sehingga mengeluarkan biaya yang relatif lebih banyak.

3.Beberapa santri ada yang sudah ikut asuransi lewat perusahaan orang tua.

Peristiwa point 1 dan 2 di atas belum dapat diinterferensi petugas UKP karena alasannya seluruh biaya ditanggung oleh walisantri. Sedangkan point 3 maka takaful kesehatan hanya sebagai pelengkap setelah klaim asuransi dari luar dicairkan.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Biaya
Dengan asumsi jumlah anggota 2000 santri dengan iuran 120.000 pertahun dan jumlah santri opname 65 santri pertahun maka RAPB dapat disusun secara sederhana adalah sebagai berikut:

Rancangan Anggaran Pendapatan
Anggota: 2000 santri
Iuran : 120.000
Total setahun = 240.000.000

Rancangan Anggaran Belanja
Opname : 25 santriwan dan 40 santriwati pertahun
Klaim : 190.000.000 pertahun
Kematian: 1 santri (3.000.000) dan 6 orangtua walisantri (5.000.000)
Santunan: 3.000.000 ditambah 30.000.000 pertahun
Santunan: 33.000.000 pertahun
Operasional: 5.000.000 pertahun
Administrasi: 1.500.000 pertahun

Total RAB setahun 190juta + 33juta + 6.5 juta = 229.500.000

SALDO = 10.500.000

Program Jangka Panjang
Pengelolaan takaful secara mandiri akan membuat manajeman takaful kesehatan Assalaam berkembang sehingga dapat berfungsi secara maksimal. Pada jangka panjang maka sisa dana yang terkumpul dapat digunakan untuk memperkuat takaful dalam mengcover kebutuhan asuransi santri. Keleluasaan dalam pengaturan dan kebijakan asuransi dapat benar-benar disesuaikan dengan kondisi santri. Misalnya dengan memperluas cakupan takaful dengan santunan kecelakaan, santunan cacat, takaful keluarga dan lain-lain.

Program takaful dapat diwajibkan bagi santri dengan pendaftaran dilakukan pada saat daftar ulang santri tiap tahun ajaran baru. Pihak pengurus asuransi takaful kesehatan juga dapat melakukan program-program berorientasi pembinaan lansung kepada santri. Program sosialisasi pentingnya tolong menolong dalam kebaikan untuk meningkatkan ukhuwah. Pembinaan pentingnya menjaga kesehatan dan kesadaran kegunaan asuransi takaful kesehatan yang syar’i.

Untuk selanjutnya program takaful juga bisa diberlakukan untuk seluruh pegawai PPMI Assalaam dengan sistem pemotongan gaji atau dipotong dari dana kesejahteraan pegawai. Dari akumulasi dana yang telah terhimpun dalam jangka panjang pada akhirnya seluruh dana kesehatan pondok (termasuk operasional UKP) bisa ditangani lewat program takaful kesehatan tanpa membebani RAB Pondok.

NB.
UKP: Usaha Kesehatan Pondok. Untuk selanjutnya mungkin akan berubah menjadi BPU: Balai Kesehatan Umum yg sedianya tahun ini akan dihidupkan kembali oleh Yayasan.