Sunday, November 27, 2005

Pasif Income

ArtImage by Aris
Tipe Pekerja

Kebanyakan orang bertipe pekerja (employee) yang bekerja dengan tenaga dan waktu yang dimiliki untuk mendapatkan bayaran dan kedudukan. Ini seperti membarterkan waktu dan tenaga untuk uang dan jabatan. Puncak prestasi dari kerja ini adalah diperolehnya jabatan tinggi dengan gaji tinggi, menikmati berbagai tunjangan dan pada akhirnya mendapat pensiunan. Tipe employee ini ada yang bergaji rendah tapi ada yang bergaji tinggi. Terdiri atas pegawai perusahaan, dokter di rumah sakit, koki di restoran, bankir di bank, arsitek dan tukang di perusahaan konstruksi juga PNS.

Untuk mendapat gaji tinggi dan bergengsi, strategi awalnya adalah bagaimana mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar atau menjadi pegawai pemerintah (PNS). Karena biasanya ada persaingan ketat untuk mendapat pekerjaan maka ijasah menjadi penentu penting setiap adanya lowongan pekerjaan. Untuk itulah mereka belajar dan berusaha mendapat nilai yang tinggi sehingga dapat masuk keperguruan tinggi bergensi dan lulus dengan ijazah dan nilai yang tinggi. Jika ijazah tidak mempan untuk masuk dunia kerja maka digunakanlah uang sogokan atau memo dari orang penting.

Setelah diterima sebagai pegawai negri atau diterima di sebuah perusahaan bergensi, mereka akan bekerja dengan rajin untuk mendapat gaji dan berharap satu saat nanti akan ada kenaikan pangkat atau jabatan yang biasanya berkaitan juga dengan kenaikan gaji dan tunjangan. Polanya secara sederhana adalah sebagai berikut:

Kerja ---> Pendapatan/Gaji ---> Karir/Jabatan ---> Pensiun

Sayangnya peningkatan pendapatan karena kenaikan gaji atau kenaikan pangkat seringkali diikuti dengan keinginan untuk meningkatkan derajat kehidupan. Artinya kenaikan status jabatan berarti kenaikan gengsi yang ini ditunjang dengan penampilan yang berbeda. Penampilan berbeda ini membutuhkan biaya yang berbeda alias pengeluaran meningkat. Hasilnya kenaikan pendapatan diiringi dengan kenaikan pengeluaran. Pejabat yang lebih tinggi biasanya mempunyai rumah lebih besar dan mobil lebih bagus, lebih mahal serta lebih sering menghadiri pesta atau kondangan dengan amplop yang tebal. Pada kasus tertentu bahkan sebelum kenaikan gaji pegawai negeri benar-benar diterapkan, kenaikan harga-harga di pasar sudah jauh meningkat sebelumnya.

Tak jarang dengan alasan karena mempertahankan status maka mereka memaksa diri membeli barang kebutuhan meskipun dengan cara kredit. Tentunya dipilih yang angsurannya rendah dengan konsekuensi pelunasan jangka panjang. Mendapatkan kredit rumah dan kendaraan menjadi suatu yang dimudahkan oleh bank bagi mereka yang punya slip gaji tetap. Seluruh pendapatan semuanya habis dibelanjakan pada barang konsumsi dan digunakan untuk melunasi kredit. Jika ada sisa barulah mereka menabungnya. Tabungan ini akan digunakan untuk keperluan menyekolahkan anak, atau berobat jika ada anggota keluarga yang sakit atau kebutuhan lain yang menuntut uang ekstra. Hajatan menikahkan anak misalnya.

Tipe Pekerja Mandiri

Di samping tipe pekerja atau Employee ada tipe lain yaitu tipe pekerja mandiri atau Self Employee. Mereka yang termasuk di dalamnya adalah atlet profesional, dokter gigi, pengacara, artis, seniman, makelar mobil, pemborong bangunan, pemilik toko kelontong, sopir taksi, penjual bakso, tukang sate dan lain sebagainya. Berbeda dengan pekerja yang bekerja untuk mendapatkan gaji yang ditentukan oleh perusahaan, maka pendapatan dari self employee ditentukan langsung oleh pasar yang memanfaatkannya. Sayangnya seperti juga tipe pekerja, mereka yang bertipe pekerja mandiri tidak akan mendapatkan uang jika ia berhenti bekerja.

Keahlian menjadi ciri khas dari tipe ini. Semakin ahli dan semakin keras ia bekerja maka semakin banyak kostomer yang bisa dilayani maka semakin besar pendapatannya. Inilah cara tipe pekerja mandiri peningkatkan pendapatan. Meningkatkan keahlian dengan kursus, berlatih atau dengan meningkatkan volume kerja dengan bekerja lebih keras dan lebih lama. Tak jarang dari self employee ini kehabisan tenaga dan waktu untuk melayani pelanggan ketika usahanya semakin maju.


Jebakan Rat Race

Benar bahwa kedua tipe baik pekerja maupun pekerja mandiri ini dapat menghasilkan pendapatan jutaan rupiah atau bahkan ratusan juta dan status di mata masyarakat mereka tinggi. Namun mereka sejatinya tidak bertambah kaya karena tak ada peningkatan kemandirian pendapatan. Menurut Kiyosaki, mereka terpenjara dalam rat race (lomba lari tikus). Ini karena peningkatan pendapatan sering didiringi dengan peningkatan pengeluaran -kalau tidak hati-hati- yang lebih besar dari pendapatan. Ini membuat mereka merasa bahwa pendapatannya tidak pernah cukup. Ketidaktahuannya membuat tidak bertambahnya aset pribadi justru yang bertambah adalah pengeluaran dan hutang yang harus ditanggung. Mereka kemudian mencari solusi dengan cara menaikkan pendapatan yang berarti bekerja lebih keras, bekerja lembur dan mencari obyekan di luar kantor. Ada pula yang ingin jalan pintas dengan melakukan kejahatan kerah putih yaitu dengan mengkorupsi uang kantor atau menerima suap. Ada juga yang melakukan penipuan dan pembajakan.

Jika suatu ketika mereka tidak bisa bekerja secara permanen, bisa diakibatkan karena sakit, cacat akibat kecelakaan, perusahaan bangkrut, PHK atau sudah tua, maka mereka tidak lagi punya pendapatan. Setelah sedikit tabungan yang dikumpulkan habis, gilirannnya barang-barang yang dimiliki terpaksa dijual dengan harga kortingan untuk menutupi kebutuhan selama masih hidup dan yang tersisa adalah utang kredit yang bertumpuk.

Mereka sangat peduli dengan keamanan kerja karena hanya dengan bekerja mereka akan mendapat penghasilan. Karena itulah mereka memperjuangkan nasibnya dengan meminta perusahaan menjamin tunjangan hari tua atau pensiun, pesangon besar jika di PHK, asuransi kesehatan, selain status dan jenjang karir yang jelas. Tak heran jika mereka masuk menjadi anggota serikat pekerja agar perjuangan mereka lebih powerfull.
Menggantungkan hidup semata dari gaji menurut Kiyosaki adalah muncul dari kebodohan finansial. Ketidakmandirian keuangan ini tidak hanya dialami oleh tukang sapu atau pegawai rendahan, namun juga direktur atau pegawai eksekutif dengan jabatan tinggi. Dibutuhkan kecerdasan finansial untuk dapat mengelola chashflow dengan benar dan keluar dari rat race. Petunjuk awalnya adalah pribahasa jangan sampai besar pasak dari pada tiang. Jangan sampai besar pengeluaran dari pada pendapatan. Tapi prinsip ini saja tidak cukup. Perlu pengetahuan tentang berinvestasi atau berbisnis sehingga suatu saat aset yang dimiliki seseorang dapat menjadi pendapatan meskipun ia tidak lagi bekerja atau tidak lagi dapat bekerja. Ini yang disebut pasive income.

Anggapan salah kalau rumah dan mobil yang dimiliki adalah aset. Karena rumah dan mobil tidak menghasilkan uang tetapi justru mengeluarkan uang dari kantongnya. Cicilan kredit mobil dan KPR sesungguhnya hutang yang memaksanya bekerja keras seumur hidup untuk melunasinya. Mobil secara perhitungan investasi langsung turun harganya begitu ia bayar karena statusnya berubah menjadi second hand. Belum lagi ongkos perawatan dan pajak yang harus dikeluarkan. Semuanya mengeluarkan uang dari kantong, itu bukan investasi aset namanya tapi liabilitas. Liabilitas adalah kebalikan dari aset. Kalau aset mendatangkan uang, liabilitas membuat uang keluar dari kantong. Maunya mereka berinvestasi dengan membeli rumah dan mobil tapi kenyataan keduanya justru liabilitas yang akan menggerogoti kekayaannya.

Tipe Pemilik Bisnis dan Investor

Kekayaan sejati menurut Kiyosaki adalah seberapa lama ia dapat hidup layak dari kekayaannya jika saat ini ia tidak lagi dapat bekerja. Mereka yang benar-benar kaya adalah yang dapat hidup makmur tanpa bekerja lagi karena asetnya telah bekerja untuknya, bahkan kekayaan asetnya dapat menghidupi anak cucunya. Untuk itulah mereka bekerja bersungguh-sungguh dan sanggup mengambil resiko untuk membangun aset.

Pengertian aset adalah segala yang membuat uang mengalir ke kantong. Semakin besar aset maka semakin besar aliran uang ke kantong. Berbeda dengan mereka yang bekerja membarterkan waktu dan tenaga untuk uang, mereka yang cerdas secara finansial membarterkan waktu dan tenaga untuk membangun aset. Asetlah yang kemudian berkerja untuk menghasilkan uang baginya. Mereka bertipe Pemilik Usaha (Business Owner) atau bertipe Investor. Pola kerja yang dianut adalah sebagai berikut:

Kerja ---> Investasi/Aset ---> Pendapatan/Royalty ---> Kebebasan Finansial

Kerja dilakukan untuk meningkatkan investasi atau memiliki sistem bisnis. Butuh waktu dan strategi yang tepat untuk ini. Dari aset investasi atau sistem bisnis yang diciptakan mereka mendapatkan uang. Pendapatan akan terus bertambah jika aset bisnis atau investasinya terus bertambah. Karena investasi dan sistem bisnis ini dapat berjalan sendiri maka ini membuat suatu saat di masa depan ia tidak perlu lagi bekerja dan hidup dari hasil investasi dan sistem bisnis yang ia miliki. Ia mendapatkan kebebasan secara finansial.

Berbeda dengan self employee yang roda bisnisnya berhenti jika ia berhenti bekerja maka Busines Owner menggaji orang profesional untuk menjalankan bisnisnya. Ia tidak perlu bekerja karena sistem bisnisnya telah berjalan sendiri. Ia hanya bekerja saat awal sampai sistem bisnisnya terbentuk sempurna kemudian ia bisa tinggalkan sementara ia tetap mendapatkan pendapatan darinya. Sementara tipe investor membuat uang yang dimilikinya bekerja keras untuk dirinya. Uang yang dimilikinya diinvestasikan pada orang lain atau perusahaan orang lain yang berprospek sehingga ia mendapatkan penghasilan dari pembagian keuntungan usaha orang lain tersebut. Mereka tidak mau Kedua tipe ini memperoleh apa yang disebut pendapatan pasif atau Pasive Income.

Pasive Income

Janganlah buru-buru menganggap pasive income sebagai kecurangan atau perbutan dosa. Anggapan keliru ini sering terjadi seperti lontaran pertanyaan bagaimana mungkin mereka tidak bekerja tetapi mendapatkan penghasilan? Bagaimana mungkin seseorang mendapat penghasilan tinggi, jauh lebih tinggi dari pekerja yang bekerja keras untuknya?

Rahasianya adalah:
•Mereka menciptakan pekerjaan untuk orang banyak maka mereka dibayar lebih.
•Mereka menanggung resiko orang banyak dan karena itulah dibayar mahal.
•Mereka bisa sangat cepat kehilangan uang investasinya yang beratus juta, meskipun seringnya mereka justru menghasilkan uang beratus juta.
•Mereka berpengalaman untuk mengelola keuangan besar dengan rasional bukan emosional karenanya mereka mendapat untung besar.
•Mereka memecahkan problem keuangan yang besar sehingga mereka dibayar dengan dengan pendapatan yang besar pula.

Lantas tipe manakah anda saat ini? Employee, Self Employee, Busines Owner atau Investor? Benarkah anda aman dari permasalahan keuangan di masa yang akan datang? Dua pertanyaan ini cukup kiranya untuk membuat kita berfikir ulang dan segera bertindak agar tidak menyesal di kemudian hari.

No comments: