Sunday, May 15, 2005

NASEHAT AYAHANDA MEMPELAI PUTRI



  

Anakku yang saya cintai, sebentar lagi anakku akan saya nikahkan atas dasar permintaanmu sendiri dengan seorang laki-laki yang juga pilihanmu sendiri dan saat ini sudah berada dihadapanmu. Ini berarti anakku sudah siap melepas atribut bujangmu untuk menjadi seorang istri, sudah sanggup menjadi ibu dalam arti yang sebenar-benarnya. Karena dengan menjadi istri maka anakku tentunya kamu sudah siap mentaati perintah suamimu, selama perintah itu baik dan sesuai dengan ajaran Allah.

Adanya ketaatan seorang istri kepada suami, merupakan salah satu faktor penunjang kebahagiaan keluarga. Oleh karena itu jadilah istri yang baik. Istri yang sanggup mentaati perintah suaminya, istri yang senantiasa menarik/menyenangkan suaminya, dan istri yang sanggup menjaga harta dan kehormatan diri serta keluarganya. Kalau ketiga-tiganya ini sanggup anakku penuhi, Insya Allah anakku akan menjadi wanita yang baik menurut pandangan Allah SWT dan baik pula menurut pandangan manusia.

Dan kemudian kepada ananda calon menantu, sebentar lagi ananda akan menyatakan Qobul, yaitu pernyataan menerima atas pernikahan dari calon istrimu. Ini berarti mengandung pengertian bahwa ananda mulai saat akad nikah ini, sanggup melepas atribut bujangnya dan menerima anakku secara utuh sebagai istrimu lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Karena memang calon istrimu adalah seorang manusia biasa. Kalau ternyata istrimu terdapat kelebihan yang menonjol, ananda Aris Hanafiyah berkewajiban mempertahankan dan bahkan meningkatkannya. Sebaliknya apabila istrimu terdapat segudang kekurangan, itulah kewajiban ananda untuk mengingatkan dan menyempurnakannya. Menurut As-Syahid Hasan Al-Banna : Prinsip hidup berkeluarga adalah saling menyempurnakan, saling mengasihi, dan saling membesarkan hati untuk menanggung beban. Maka jadilah ananda Aris, suami dan pemimpin keluarga yang baik. Suami yang dapat mengajak pada kebaikan, senantiasa bertanggungjawab dan penuh kasih sayang serta perlindungan terhadap istrinya dan memberikan hak-hak kepada istrinya sesuai dengan kadarnya.

Detik-detik bersejarah bagi kalian berdua, seluruh yang hadir ini menjadi saksi hidup dan mengharapkan, jadikanlah pernikahan kalian sebagai suatu peristiwa sakral ikatan lahir dan batin. Sebab sudah banyak kegagalan dalam membangun rumah tangga yang disebabkan ikatannya hanya ikatan lahir saja tanpa dibarengi ikatan batin. Sebaliknya apabila pernikahan ini bertujuan sebagai salah satu sarana untuk makin taat dan meraih ridlo Allah disertai dengan ketulusan dan keikhlasan maka insya Allah kalian akan diberikan oleh Allah kebahagiaan dunia dan akherat. Amiin Yaa Robbal’alamin.


(Kenangan manis, 6 Okt 2003 dari :
almarhum Ayahanda RM.Djoko Witjaksono MKB. Semoga Allah memberi tempat yang terbaik untuk Ayah kami. Amin)

No comments: