Saturday, April 14, 2007

Peran penting Watatita

Anak-anak adalah aset dunia dan akhirat bagi orang tuanya. Sangat tidak layak jika membekali pendidikan mereka pada usia emas perkembangannya hanya dengan sisa-sisa waktu yang ada. Untuk itulah keberadaan wahana pendidikan sangat dibutuhkan sejak usia dini anak. Sebagai penitipan anak watatita mengedepankan pelayanan dan pendidikan anak yang berbasis nilai-nilai Islam. Ustadzah yang berputra usia prasekolah lebih tenang bekerja karena dapat tetap bertugas dengan baik di Assalaam dengan tetap memberikan pendampingan dan pengasuhan terbaik bagi putra /putrinya.
Dengan peran tersebut Watatita telah menjadi sarana mendukung terwujudnya peningkatan kesejahteraan bagi para pegawai Assalaam. Utamanya bagi pegawai yang memiliki putra berusia pra sekolah.
Nilai strategis Watatita menjadi lebih karena:

1. Lokasinya yang menyatu dengan komplek PPMI Assalaam memudahkan komunikasi antara anak dengan ibu dan memungkinkan pemberian ASI ekslusif untuk anak.

2. Memudahkan urusan antar jemput anak sesuai agenda kegiatan pondok dengan jam masuk dan pulang mengikuti aturan pondok.

3. Kurikulum yang diberlakukan Watatita mengacu pada nilai-nilai Islam dan kepondokan. Ini sebagai tanggungjawab moral bagi Watatita untuk mendidik sesuai sunnah Rasulullah:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitroh, orang tuanyalah yang menjadikan Nasrani, Yahudi atau Majusi” (HR Bukhori dan Muslim)

Peran Watatita telah terbukti dengan respon positif ditunjukkan dari semakin banyaknya Ustadzah yang memanfaatkan layanan dalam dua tahun ini. Beberapa masukan dan usulan semuanya mengacu agar Watatita tetap eksis dan lebih meningkatkan mutu layanannya. Untuk itulah maka Watatita akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pondok.

Beberapa kendala yg dihadapi di lapangan antara lain:

1. Rasio anak dan pengasuh yg terbatas jumlahnya sehingga perlu penambahan jumlah pengasuh. Tentunya rekrutmen pengasuh baru tidak mudah apalagi yg bisa diandalkan bisa mengembangkan Watatita menjadi KB dan TK.

2. Lokasi dan prasarana yg belum mencukupi terutama untuk program pengembangan KB dan TK. Usulan punya lokasi 'rumah' sendiri mustahil terwujud tanpa restu dari Yayasan.

3. Legalitas pembentukan KB dan TK yang belum ada baik dari Yayasan apalagi dari Diknas. Tanpa legalitas ini maka siap-siap saja jika Watatita digusur-gusur.

4. Kondisi keuangan yang masih harus disubsidi. Ini membuat neraca keuangan jadi tidak sehat.

Untuk itulah Litbang Assalaam berusaha terus mendorong tumbuh kembangnya Watatita. Dukungan dan bantuan dari pihak manapun sangat diharapkan.

No comments: