Wednesday, January 31, 2007

Sarasehan Penegakan Kedisiplinan Santri


Akhir Desember 2006
Litbang Assalaam

Latar Belakang:
1.Kondisi kedisiplinan santri masih rendah.
2.Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi masih kurang efektif.
3.Kadang-kadang terjadi kesalahan pendekatan (kekerasan) dengan implikasi sampai ke meja hukum
4.Perlu dicari pendekatan pendisiplinan.

M Ridlo:
1-Sekarang ini terjadi Krisis kepembimbingan di kalangan santri => kesiswaan sbg penanggungjawab tidak efektif.
2-Santri (wali santri) mengalami pergeseran nilai. Penegakan kedisiplinan dianggap pelanggaran terhadap HAM, pengekangan kebebasan dan ketidakadilan.
3-Ustadz tidak sekata dalam kedisiplinan. Ada yg menegakkan tapi ada yg melindungi pelangaran.
Contoh kasus: Banyak santri tidak tidur di kamarnya. Sementara ada ustadz yg menampung santri dirumahnya, lengkap degan AC dan TV.
4-Pimpinan tidak stand by di Pesantren sehingga tidak cepat dalam penanganan permasalahan kesantrian yg terjadi dan membutuhkan solusi segera dari penanggungjawab.

M Basith:
1-Santri bolos kucing-kucingan. => membutuhkan pengawasan di lapangan.
2-Petugas piket tidak disiplin dalam menjalankan tugas. Masih ada piket yg mangkir tetapi pengawasan terhadap kemangkirannya tidak efektif.
3-Saran: dibuat pertugas pengawasan dengan sistem shift.

Yanik Kh;
1-Pembimbing yg di dalam jumlahnya sedikit (dibandingkan jumlah santri dan kasus yg ditangani), dengan kepedulian dan kekompakan kurang.
2-Organisasi secara formal baik, tetapi realitanya kurang berjalan dengan baik. Ketika ditegur, jawabannya mereka sudah bekerja. Bgmpun mereka sudah bekerja sesuai sistem.
3-Banyak toleransi dan tawar menawar degan wali santri dalam soal kedisiplinan.
4-Penjelasan tibsar membutuhkan penjelasan yg panjang. Sosialisasi kepada santri dan wali santri masih dibutuhkan.
5-Mungkin perlu meninjau ulang kegiatan sore, apakah sudah tidak layak?
6-Contoh kasus: MA tidak sabar dalam pelaksanaan Muhadhoroh, lalu MA berjalan sendiri... Tidak bisa dikoordinasikan karena sistemnya berbasis unit.

Masfuroh M:
1-Di Asrama maupun kelas masih sering ada kehilangan. Jumlah kehilangan uang di atas 20.000 sehingga takut melapor karena tibsar hanya membolehkan santri membawa uang maksimal 20.000. Padahal kehilangan biasa sampai ratusan ribu bahkan uang syahriah jutaan rupiah.
2-Kurang sadar kebersihan sehingga lingkungan kamar dan asrama kotor. Piket kebersihan kamar tidak jalan. Lomba kebersihan yang diadakan juga tidak semarak.

Rimayanti Dewi:
1-Keluhan dari ustadzah, seluruh tugas dilimpahkan kepada tenaga yg ada di dalam. Jadwal bertumpuk tetapi hanya itu-itu saja orangnya. Overload jadinya.

M Farchan:
1-Masih banyak pelanggaran berat dibiarkan, untuk apa mencatat pelanggaran kecil
2-Kurang kepedulian dari sesama Asatid.
3-Kebijakan direktur soal ijin, tidak perlu dituruti. Perijinan mempunyai maksud mendidik santri sehingga harus dipahamkan kepada wali santri juga.

Siti Khasanah:
1-Hasil studi banding: Kondisi Pondok lain pondoklah yg mengatur sanri secara penuh tetapi di Assalaam wali santri ingin mengatur pondok.
2-Perlu forum dimana Kesantrian bertemu dengan wali santri untuk menyuarakan persoalan pembinaan dalam pondok.

Hanif F:
1-Melihat sistem, tampaknya hebat di permukaan tetapi tidak bisa diaplikasikan dengan baik di lapangan karena sistem kurang sesuai dengan komunitas Assalaam, atau pelaksanaannya hanya sepotong-sepotong. Dasarnya memang hanya sepotong-sepotong, contoh berbasis unit kenyataannya asrama unit tidak ada, sehingga program berbasis unit juga tidak jalan. Selain itu tingkat pelaksanaan hanya reaksioner.
2-Kekurangmampuan dalam mengambil keputusan ttp berani mengambil keputusan.

Catatan lain:
-Kasus: Pemilihan pengurus OP dengan draft disampaikan ke asatidz. Setelah draft direfisi, ternyata tak diganti sehingga timbul permasalahan..
-Kasus: Masih banyaknya pembawa HP dikalangan santri terutama kelas V dan VI. Pengurus OP hanya menyita HP santri kelas I sd IV. Ini saja sudah lebih dari 7 HP tersita.
-Kasus: Masih banyaknya santriwan merokok, karena kesempatan membeli rokok masih luas saat keluar komplek sore ke wilayah selatan.
-Penanggung jawab pembinaan sebenarnya sudah berlapis lapis. Ada wali kelas, wali kamar, wali rayon, kesiswaan dan kesantrian unit juga Kepala sekolah. Di OP ada bagian Taklim, Amn dan Haiayul hizbah. Tetapi kenyataan penegakan kedisipinan masih rendah.


Solusi-solusi:
-Diangkat petugas jaga dengan penempatan di lokasi trategis untuk pengawasan => kendala biaya or SDM
-Dibentuk petugas piket dengan sistem shif => ada sistem kontrolnya.
-Diadakan sharing di tingkat direktur dengan pembimbing lapagan dalam persoalan kedisiplinan
-Evaluasi atas ditiadakannya kesantrian. Litbang memberikan data ttg efek dihilangkannya Unit Kesantrian.
-Perlu dispesifikkan materi utk diskusi lebih lanjut sehingga bisa lebih mendetil karena banyaknya persoalan yang harus diselesaikan.
-Disarankan lebih konsisten dengan basis unit, atau diubah... (pembenahan sistem)

Peserta Sarasehan:
-Ust M Farchan
-Ust M Ridlo
-Usth Siti Hasanah
-Usth Masfuroh Misfah
-Usth Yanik Kh
-Usth Rimayanti Dewi
-Ust Hanif Fakhrudin
-Ust M Basith
- Staft Litbang

3 comments:

Yusuf Alam Romadhon said...

maju terus bagian litbang... Lapor nih ane dah pada mampir di pekarangannye ami Aris

Yusuf Alam Romadhon said...

kalo nge-displinin para santri jangan keras-keras paaak.... nanti pada mutung... he he he he

Anonymous said...

Genial post and this mail helped me alot in my college assignement. Say thank you you for your information.