Friday, June 20, 2014

Jerusalem in The Qur'an - Bab 2

Bab Dua Misteri Jerusalem ‘Kota’ dalam Alqur’an

Nama Jerusalem sendiri tidak disebutkan secara jelas di Alqur’an. Ada semacam selubung rahasia berkenaan takdir nasib Jerusalem dan keadaan hari akhir yang hanya bisa diketahui dengan pasti pada saatnya nanti. Hampir tidak ada literatur Islam klasik yang membahas Jerusalem meskipun ia mempunyai kedudukan penting dalam dunia Islam. Jerusalem tak terusik sampai pada saatnya nanti Jerusalem akan menjadi titik sentral perhatian karena ia akan memainkan perannya yang menentukan sejarah perjalanan umat manusia dan dunia.

Hanya yang mempunyai pemahaman mendalam akan pengertian Alqur’an dan sunnah serta hati  yang jernih yang bisa melihat tanda-tanda rahasia ini. Tanda-tanda akhir zaman tidak bisa hanya dilihat secara kasat mata tetapi juga digunakan hati nurani yang bersih. Umat manusia banyak yang tertipu oleh Masih Ad Dajjal yang menyatakan diri sebagai pemimpin dunia yang diturunkan oleh Tuhan di bumi seperti yang telah Allah janjikan untuk memimpin dunia menuju zaman keemasan. Masih Ad Dajjal yang bermata satu. Mata yang hanya melihat dunia yang tampak. Dunia realitas, materialistis dan mengabaikan penampakan immaterial, nilai-nilai yang hanya bisa dilihat dengan kacamata hati dan keimanan. 

Saat umat Yahudi menolak Isa AS sebagai al Masih lalu membuat makar untuk membunuhnya (QS. An Nisa, 4:157), mereka tetap menunggu dengan yakin kedatangan al Masih (lain) yang dijanjikan. Menurut paham yahudi kedatangan Al Masih akan membawa masa keemasan bangsa yahudi dengan ciri-ciri:
  • Tanah Suci akan dibebaskan dari kekuasaan kaum kafir, 
  • setelah pengasingan, umat Yahudi akan kembali ke Tanah Suci untuk menguasainya lagi 
  • Negara yahudi / Israel akan direstorasi,
  • Tempat  ibadah akan didirikan kembali untuk penyembahan (umat Yahudi) pada Tuhan-nya Ibrahim, 
  • Israel pada akhirnya akan menjadi Negara Penguasa di dunia seperti pada era kejayaan Nabi Daud As dan Sulaiman AS,
  • Raja Yahudi, yang akan menjadi al Masih, akan memerintah dunia dari tahta Nabi Daud AS, dan akhirnya kekuasaannya akan abadi sampai akhir zaman.

Bagaimana keadaan atau kejadian saat ini kemudian membuktikan klaim bangsa yahudi tersebut:
  • Tanah suci dibebaskan dari kaum kafir yang menurut yahudi adalah berhasilnya Jenderal Inggris, Allenby, menaklukan Jerusalem pada 1917 kemudian disusul pendudukan zionis israel mengusir penduduk muslim Palestina. 
  • Yahudi eropa berbondong bondong menuju ‘tanah yang dijanjikan’ dengan gerakan zionisme.
  • Negara yahudi ‘direstorasi’ pada tahun 1948 mencaplok tanah Palestina 
  • Prediksi kehancuran Masjid al-Aqsa dan pembangunan Tempat Ibadah Yahudi di lokasi tersebut akan menjadi kenyataan. Nabi Natan pernah menyatakan: “AlMasih akan membangun Rumah untuk Tuhan.” (I Tawarikh, [I Chronicles], 17:11-15), dijadikan dalil untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa yang ada sekarang. 
  • Negara Israel yang bersenjatakan nuklir akan menguasai dunia dengan prediksi runtuhnya Amerika Serikat bersamaan runtuhnya dolar / ekonominya. Israel akan meluaskan pengaruhnya sampai bisa menguasai wilayah yg mereka sebut birobidzhan, daerah di antara dua sungai, sungai Nil di Mesir dan Eufrat di Irak. Euro-Israel pada akhirnya akan lepas dari ketergantungannya, yang pertama pada Inggris dan kemudian pada Amerika Serikat. Negara Euro-Yahudi pada akhirnya akan menggantikan Amerika Serikat dan Inggris sebagai Negara Adidaya secara militer dan finansial di dunia.

Menurut buku ini tentu hal yang terjadi di atas hanya bisa terjadi dengan adanya Dajjal. Maka keberhasilan yahudi membangun kembali kerajaan Sulaiman di Jerusalem pastilah merupakan tipudaya Dajjal. Tipudaya terbesar yang pernah umat manusia alami. Imam Mahdi yang memerintah dunia dengan adil belum muncul. Yang ada malah pemerintahan israel yang didirikan diatas ketidak adilan terhadap penduduk jerusalem. Negara sekular yang didirikan dengan teror, apartheit dan etnic cleansing jelas jauh dari pemenuhan janji firman Allah.

Alqur’an menggunakan kata Kota untuk menunjukkan kota suci Jerusalem seperti pada ayat berikut
“Dan (ingatlah) ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israel), “Tinggallah di ‘Kota’ ini saja (Baitul Maqdis yakni Jerusalem) dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu kehendaki. Dan katakanlah kata rendah hati dan masukilah pintu gerbangnya dengan berendah hati…” (QS. Al A’raf, 7:161)

Misteri Jerusalem dalam Alqur’an dapat kita kuak dengan mencari kata lain yg semakna yang digunakan oleh Alqur’an yg menunjukkan Jerusalem. Kota ‘Jerusalem’ semakna dengan ‘Tanah Suci’ Al Ardhul Muqoddas (QS Al Anbiyah, 21:95-96), dimana Bani Israel akan membuat fasad (kejahatan yang merusak) di Tanah Suci dua kali.
“Dan Kami sampaikan peringatan kepada Bani Israel dalam Kitab (Alqur’an) bahwa mereka akan melakukan Fasad (kerusakan) dua kali di ‘Bumi’ dan berbangga diri dengan kesombongan yang besar (dan dua kali mereka akan dihancurkan)!”(QS Bani Israel, 17: 4)

Dan telah ada larangan pada (penduduk) ‘Kota’ (Qaryah) yang telah Kami hancurkan, bahwa mereka (penduduk kota itu ) tidak akan kembali (untuk memiliki Kota mereka lagi). Hingga apabila Ya’juj dan Ma’juj dilepaskan dan (kemudian) mereka turun berkerumun dengan cepat dari setiap ketinggian (menyebar ke segala arah).” (QS. Al Anbiya’ 21:95-96)

Kita bisa temukan pula bahwa Alqur’an menggunakan kata sederhana Al Ardh (‘Bumi itu’) yg dapat kita pahami sebagai  ‘Tanah Suci’ seperti pada ayat:
“Dan sungguh, telah Kami Tulis dalam Zabur setelah Al-Zikr (Taurat yang diberikan pada Musa); ‘Bumi itu’ akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shaleh!”(QS Al Anbiya, 21:105)

Ayat di atas juga dapat dijadikan dasar bahwa syarat ‘pewaris syah’ bumi suci itu adalah para hambaKu yg shaleh. Bukan sekedar suatu kaum keturunan tertentu, seperti klaim yahudi.
Klaim yahudi sebagai manusia pilihan, ras unggul, membuat bangsa yahudi menjadi sombong dan semena-mena terhadap kaum lain (QS Bani Israel, 17: 4). Karakter kaum semitis inilah yang membuat bangsa lain menjadi benci. Seperti bangsa Aria Jerman yang uber ales tentu sangat benci dan berusaha menantang atau bahkan mengalahkan kalau perlu menghapus keberadaan bangsa semit. Dan terjadilah holocaust di bawah kepemimpinan ultra nasionalis Hitler.

Karakter ini pula yang membuat yahudi begitu kejam dan semena-mena terhadap bangsa Palestina.
“Dan ketika Janji telah dipenuhi terhadap mereka (Bani Israel), Kami akan memunculkan Binatang Buas dari ‘Tanah’ untuk mereka (Bani Israel). Dia akan berbicara kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia tidak meyakini dengan keyakinan yang pasti terhadap Tanda-tanda Kami.” (QS An Naml, 27:82)

‘Binatang Buas dari Bumi’ atau ‘Tanah’ adalah, seperti Dajjal dan Ya’juj-Ma’juj, merupakan tanda-tanda besar Zaman Akhir. Jelas bahwa kata ‘Tanah’ atau ‘Bumi’ dengan menunjuk Binatang Buas tidak lain adalah ‘Tanah Suci’.

Dengan begitu, ketika Allah siap memulai hukuman-Nya kepada umat Yahudi, Dia mengangkat seekor ‘Binatang Buas’ di ‘Tanah Suci’. ‘Binatang Buas’ ini tidak lain adalah Negara Yahudi Israel. Negara yang dibangun dengan pondasi teror dan pembantaian bangsa Palestina seperti cita-cita pendiri zionis Hertzel. Negara yg dijaga tentara Mossad dengan semboyan pada logonya ‘By the way of deception, thou shalt do war’. Negara yang dilindungi dengan tembok tinggi disekelilingnya. Negara yang mempunyai keintelekan tinggi tapi digunakan untuk membuat standar ganda. Negara terbanyak mendapat resolusi dari PBB karena melanggar aturan hubungan internasional namun diveto oleh USA.

Sungguh Allah memilih tanah suci tidak lain adalah untuk menguji umat manusia. Bahwa yang berhak atas tanah suci itu adalah hamba-hambanya yang beriman dan beramal shaleh. Apakah ia yahudi, nasrani atau muslim ia akan mendapat kesempatan/ujian yang sama. Yang benar akan bertahan sedang yang batil akan terusir. Kesalehan, kebajikan, ketaatan, dan ketundukan pada Allah Maha Tinggi merupakan inti utama dari ‘kebenaran’ yang dibawa Ibrahim AS. Apakah ‘kebenaran’ itu ada pada Kristen, Yahudi, atau Islam? Jerusalem siap menjawab pertanyan tersebut! Adalah takdir Jerusalem untuk mengesahkan ‘kebenaran’. Dan hal itu tentu menjadi inti utama dari buku ini.

No comments: