Judul Buku : Jerusalem
in The Quran
Pengarang : Imran
N Hosein
Penerbit :
Masjid Dar al-Qur’an, Long Island, New York, AS
Resensi oleh : Aris Hanafiyah
Dihancurkannya Bagdad, Irak (dulu adalah pusat peradaban Muslim) oleh
pasukan Amerika dan sekutunya dengan alasan yang tidak terbukti. Berikutnya AS
membangun pangkalan militer serta membentuk pemerintahan ‘demokrasi’ yang
tunduk pada kepentingan AS (Israel). Dijajahnya Palestina oleh Israel dan tak
ada tanda-tanda membaik tetapi justru semakin berkuasanya Israel yang kini
mempunyai senjata nuklir. Berkecamuknya perang Syria yang sudah 3 tahun belum
ada tanda mereda dimana Basyar Assad didukung Iran (Syiah) dan Rusia. Digulingkannya
presiden Mesir terpilih dengan pemilu, Morsi, yang mendeklarasikan pembebasan
Jerusalem bagi umat Islam dan meminta Basyar mundur dari jabatannya (Ribuan
pendukungnya yang protes dibantai di jalanan Kairo berikutnya kemudian MB
sebagai organisasi politik Morsi telah dilarang dan ratusan anggotanya dijatuhi
hukuman mati). Belum lagi pendudukan AS di Afganistan. Khaos di Libya dan Sudan.
Pangkalan militer AS di Yaman dan Pakistan. Meskipun ‘tampaknya’ Israel
dikepung sehingga perlu melindungi diri dari serangan bangsa Arab, namun saat
ini, ‘kenyataannya’ adalah Israel sedang menyiapkan perang besar melawan bangsa
Arab agar perbatasan Negara Yahudi tersebut dapat meluas secara dramatis sesuai
dengan wilayah Tanah Suci dalam al-Kitab, yakni “dari Sungai Mesir sampai
Sungai Eufrat.” Renteran fakta dan peristiwa di atas kini seolah menampar wajah
umat Islam dunia. Peristiwa yang membuktikan klaim buku The Class of
Civilisation antara bangsa barat dan umat Islam. Dan percaya atau tidak
titik sentral permasalahan adalah perebutan Jerusalem, Palestina, tanah suci,
tanah yang dijanjikan. Tanah tempat lahirnya Ibrahim (Bapak para Nabi). Tanah
para nabi diutus. Tnah suci yang menjadi sumber perselisihan. Inilah yang
mendorongku memilih buku Jerusalem in The Qur’an untuk kubaca, kubedah karena buku
ini menyajikan penjelasan yang bersumber dari Alqur’an. Ditulis oleh Imran N
Hosein, Imam masjid Dar Al Qur’an, Long Island, New York, yang kini tinggal di Malaysia.
Part One,
Chapter 1
Kalau kita mencari referensi tentang relasi Israel dan Palestina maka
kita tidak akan bisa melepaskan analisa tentang klaim Israel atas Jerusalem
untuk menjadi ibukota Israel masa datang. Ini yang membuat perundingan selalu
mentok (tak ada pemimpin Palestina yg menyetujuinya) dan dimanfaatkan benar
oleh Israel untuk membiarkan keadaan ini seraya dengan culas mencaplok sedikit
demi sedikit tanah jajahan di Palestina. Palestina adalah negri muslim yang
menduduknya dilecehkan, dirampas tanahnya dan dianggap warga negara kelas dua
atau bahkan diperlakukan seperti binatang oleh bangsa Israel.
Buku Jerusalem in The Qur’an Bab Pendahuluan dibuka dengan ayat Al Qur’an
surat Al An’am 6:104. “Sungguh telah datang dari Tuhan-mu bukti-bukti yang
terang; maka barang siapa yang dapat melihat (dan mengenali kebenaran itu),
maka (manfaatnya) untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang buta (tidak
melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya, dan Aku tidak
menjadi pelindungmu.”(QS al-An’am 6:104)
Alqur’an adalah tibyaan atau penjelasan segala sesuatu yang dibutuhkan
ummat Islam untuk menjadi hambaNya yang terbaik (QS An Nahl 16:89). Jika paham
dengan penjelasan Alqur’an maka manfaatnya bisa menyelamatkan diri dari
kerusakan yang ditimbulkan dan jika tidak paham maka kerugian akan dirasakan
sendiri. Termasuk tentang penjelasan terkait Jerusalem (Palestina) dimana saat
ini dirasakan sebagai daerah paling berdarah-darah di negri muslim sampai
beberapa dekade tanpa ada penyelesaian akibat pendudukan Israel. Alqur’an tentu
menjelaskan fenomena aneh sepanjang sejarah umat manusia dan sangat perpengaruh
terhadap sejarah umat manusia keseluruhan. Beberapa keanehannya adalah:
- Mengapa Eropa kristen yang sekular berusaha ‘memerdekakan’ Tanah Suci dengan mengobarkan perang salib 1000 tetapi kemudian menghadiahkan kepada bangsa Yahudi. Dan mengapa hanya Eropa Kristen yang terobsesi demikian? Bukankah ada Timur tengah Kristen atau Yahudi timur tengah yang lebih berhak begitu?
- Yahudi Eropa berhasil mendirikan negara Israel sebagai wujud restorasi kerajaan Israel kuno yang didirikan Nabi Daud AS dan Sulaiman AS dimana 2000 tahun lalu telah hancur. Mengapa hanya Yahudi Eropa yang begitu terobsesi untuk mengembalikan yahudi ke tanah suci?
- Kembalinya umat Yahudi Bani Israel (yakni Yahudi non-Eropa) ke Tanah Suci setelah mereka diusir dari sana oleh Allah dan mereka telah hidup dipengasingan selama dua ribu tahun terserak di permukaan bumi.
Menurutku ada satu pertanyaan lagi yang tersisa yaitu mengapa eropa kristen
seolah merasa berhasil menyingkirkan yahudi dari eropa dengan membuangnya ke
timur tengah (tanah suci Yerusalem) agar eropa terhindar dari masalah bangsa yahudi?
Bahkan bangsa aria (Jerman) berusaha memusnahkan yahudi di eropa dengan peristiwa
holocaus tapi gagal memusnahkannya.
Buku ini tidak hanya menjelaskan hal aneh tentang kejadian-kejadian di
atas bahkan meramalkan apa yang akan terjadi di Jerusalem sebagai tanah suci.
Alqur’an menjelaskan takdir Jerusalem. Inti dari pandangan Al-Qur’an mengenai
takdir Jerusalem adalah bahwa saat Akhir Zaman tiba, umat Yahudi pasti
dikumpulkan dari diaspora, hidup tersebar, dan menjadi terasing, kemudian
dibawa kembali ke Tanah Suci dalam keadaan ‘bercampur baur’ (QS Bani Israel,
17:104). Janji Allah tersebut telah ditepati. Umat Yahudi telah kembali ke
Tanah Suci dan menguasainya lagi! Keberhasilan itu membuat mereka mempercayai
legitimasi religius Negara Israel yang mereka ciptakan. David Ben Gurion,
perdana mentri Israel pertama menyatakan, “The Bible is our deed to land of
Israel”. Zionis Israel selalu mengacu ayat-ayat kitab Taurat yang telah dipelintir
untuk menjadi alasan pembenar atas kekejian mereka terhadap penduduk Palestina
dalam upaya mendirikan negara Israel. Islam menjelaskan bahwa Negara Israel
tersebut tidak memiliki legitimasi religius sama sekali. Bahkan, umat Yahudi
tersebut telah ditipu dalam aksi penipuan terbesar dalam sejarah (yang
dilakukan oleh Dajjal), dan keadaan tersebut menjadikan mereka akan menerima
azab Tuhan terpedih yang ditimpakan kepada umat manusia. Namun, sebelum hukuman
akhir dari Tuhan ditimpakan kepada Bani Israel, akan ada drama besar yang
terjadi di Tanah Suci dan di dunia. Buku ini menjelaskan beberapa drama yang
nyata tersebut.
Sesungguhnya, tujuan dasar buku ini adalah untuk menjelaskan bahwa
Islam memiliki pandangan yang berbeda mengenai proses historis berkaitan dengan
Tanah Suci, yaitu bahwa sisa waktu bagi Israel akan segera habis. Laut Galilee
akan segera mengering! ‘Isa (Jesus) AS akan kembali! Dan kembalinya ‘Isa AS
dengan pasukan Almahdi akan menandakan Kehancuran Negara Israel!
Implikasinya
bagi umat Islam
Adalah kenyataan bahwa Jerusalem tempat dimana dulu umat Islam sholat
berkiblat padanya seharusnya dicintai dengan sepenuh hati – seperti tanah suci Mekah
dan Madinah – dan perjuangan membebaskan Tanah Suci dari Negara Yahudi Eropa
Israel sekuler seharusnya menjadi perjuangan yang paling dicintai oleh Muslim. Dunia
Islam seharusnya memusatkan segala daya dan keuangan untuk membantu usaha
pembebasan Tanah Suci dari penindasan. Dan yang paling penting, umat Islam harus mempelajari pesan dan pentunjuk
al-Qur’an mengenai takdir Jerusalem lalu mengajarkannya kepada yang lain.
Sebelum adanya imperialisme barat terhadap wilayah muslim, Yerusalem
merupakan bagian dari Syam. Kehancuran Turki Usmany, kekalifahan umat Islam
terakhir, berimplikasi dikoyaknya wilayah muslim menjadi negara
berkeping-keping oleh ide nasionalisme yang dicangkokkan (nashabiyah yang dulu
dilarang oleh Rasullullah). Sebagian besar kini menjadi negara bermasalah
dengan ide demokrasi yang dijual AS ditandai layunya Arab spring sebelum
berkembang dan mekar.
Pembaca buku ini mungkin ingin merenungi doa Nabi Muhammad SAW: “Dari
Ibnu Umar: Nabi SAW bersabda: Ya Allah! Limpahkanlah Rahmat-Mu untuk Sham
(Suriah) dan Yaman kami. Orang-orang berkata: Najd kami (Najd adalah bagian
dari Saudi-Arabia yang merupakan tempat asal penguasa-penguasa Saudi). Nabi
bersabda lagi: Ya Allah! Limpahkanlah Rahmat-Mu untuk Sham dan Yaman kami.
Mereka berkata lagi: Najd kami juga. Pada saat itu Nabi bersabda: Akan muncul
gempa bumi dan penderitaan, dan dari situ (Najd) akan keluar kepala Setan.”(Sahih
Bukhari).
Memahami kedudukan Jerusalem dalam pentas dunia sangat penting bagi
umat Muslim. Pada 1974, Dr. Kaleem Siddiqui, pendiri dan presiden Muslim
Institute for Research and Planning (Institute Muslim untuk Penelitian dan
Perencanaan) di London, mendorong penulis segera membuat buku yang menjelaskan
Jerusalem sebagai kunci untuk memahami proses sejarah, seperti yang ditunjukkan
Jerusalem sendiri pada saat ini. Pandangan al-Qur’an yang muncul dari buku ini
dengan jelas menyatakan bahwa tidak mungkin bagi siapa pun benar-benar memahami
dunia modern ini tanpa mendalami kenyataan Jerusalem!
Barat modern ingin umat Islam menyetujui keinginan mereka, yakni
menerima Negara Yahudi Israel dan agar bisa hidup berdampingan bersamanya
dengan damai. Buku ini menyampaikan tanggapan Islami terhadap keinginan
strategis Barat tersebut, sebuah tanggapan yang berdasarkan pada al-Qur’an dan
Hadits Nabi Muhammad SAW. Buku ini menyatakan bahwa tidak akan pernah ada damai
di antara pengikut sejati Nabi Muhammad SAW dengan Negara Yahudi Israel,
dan bahwa pengikut sejati Nabi Muhammad SAW pada akhirnya akan menang atas
Israel dan membebaskan Tanah Suci dari penindasan Israel.
No comments:
Post a Comment