Kalau ada yg pernah menyaksikan ceramah Imran N Hosein (via youtube) pasti akan takjub karna beliau selalu membahas permasalahan terkini berkait permasalahan umat dengan dalil Alqur’an dan hadits dengan interpretasi yang unik dan sulit dibantah. Ini karena sangat jarang ulama yg mampu memberi penjelasan memuaskan berkait dengan permasalahan aktual umat Islam seperti zionisme, ekonomi ribawi yang dianut hampir seluruh dunia bahkan di negri muslim, krisis Crimea (pecahan Rusia) dan maupun krisis Suriah dan Iraq. Khusus berkait krisis Iraq dengan perkembangan jihadis ISIS yg telah menguasai 4 kota di Iraq termasuk kota terbesar ke dua Mosul, menurut beliau adalah sekenario zionis untuk membuat perang antar sunni vs syiah sehingga yang paling diuntungkan adalah zionis yahudi dengan hancurnya negri-negri muslim.
Buku Jerusalem in The Qur’an menawarkan landasan berpikir untuk dapat mengantisipasi strategi zionis menghancurkan negri-negri muslim, menguasainya dan mewujudkan tujuan akhir untuk menjadi penguasa dunia setelah USA meredup. Buku ini mematahkan klaim Yahudi untuk menguasai Tanah Suci Jerusalem.
Alqur’an menyatakan bahwa Tanah Suci, termasuk Jerusalem pernah diberikan kepada Bani Israel. Namun ada syaratnya bagi pewaris tanah suci Jerusalem. Yahudi telah melanggar syarat/aturan itu sehingga diusir oleh Allah dari Jerusalem.
DR. Daniel Pipes, dalam artikelnya yg diterbitkan surat kabar Los Angeles Times (“Jerusalem Means More to Jews than to Muslims”, Jerusalem Lebih Berarti bagi Umat Yahudi daripada Bagi Muslim, 21 Juli 2000), berusaha menolak klaim Islam terhadap Jerusalem dengan mengatakan bahwa Jerusalem: “tidak disebutkan sekalipun dalam al-Qur’an atau dalam peribadahan.”
Kata Jerusalem memang tidak disebut di Alqur’an tapi Alqur’an merujuk kata ‘Kota’ (Qaryah) yang dihancurkan, penduduknya diusir, dan dilarang kembali untuk memilikinya lagi (QS Al Anbiyah, 21:95-96) adalah kota Jerusalem. Nama menurut bahasa Arab untuk Jerusalem adalah “Bait al Maqdis”, Rumah Suci, pernah disebutkan dalam Hadits shahih Bukhori. Nama menurut Romawi yaitu Aelia juga disebutkan dalam nubuat yang sangat penting dari Nabi Muhammad SAW.
Allah menyebutkan tentang kisah Nabi Musa yg menghantarkan kaum Yahudi ke Tanah Suci melarikan diri dari kejaran Fir’aun yg menindasnya. Menyebrangi laut, malalui Sinai untuk sampai ke Jerusalem. Memasuki gerbangnya dengan berani dan membawa kemenangan meskipun ada musuh di dalamnya yang kuat dan ganas. Jerusalem disebut sebagai Ardhul Moqoddas (Tanah Suci). (QS. Al Maidah, 5:20-21).
Lalu lihatlah bagaimana berartinya Jerusalem dalam sejarah syariat sholat umat Islam. Umat Islam telah diubah kiblatnya dari Baitul Aqsho di Jerusalem ke Baitullah Kakbah di Makkah. Kronologinya bisa kita urutkan:
- Sebelum sholat diwajibkan bagi umat Islam Rasullah biasa sholat menghadap masjidil Aqsho. Seperti Nabi-Nabi terdahulu (Musa AS, Daud AS, Sulaiman AS dll sampai Isa AS)berkiblat saat rukuk dan sujud menghadap Allah SWT.
- Isro’ memperjalankan Rasulullah dari Majidil Haram ke Masjidil Aqsho. Lalu Mi’roj Rasullah ke Sidrotul Munthaha untuk menerima syariat sholat wajib lima waktu. Saat itu kiblat sholatnya masih ke Masjidil Aqsho.
- Cara favorit Rasulullah saat sholat sebelum hijrah adalah sholat menghadap Kakbah segaris dengan arah Masjidil Aqsho. Sholat menghadap kedua kiblat.
- Setelah hijrah Rasullullah tak bisa lagi menghadap kedua kiblat karena letak keduanya yang bertentangan dari arah Madinah.
- Peringatan terhadap Kaum Yahudi dan Nasrani untuk masuk Islam telah sampai pada titik akhir. Banyak kaum yahudi yang malah melecehkan syariat Islam. Maka kiblat sholat, kiblat untuk menyembah Allah, dipindahkan dari Masjidil Aqsho ke Masjidil Haram.
Peristiwa Isro dan Mi’raj adalah mu’jizat Rasullullah untuk menguji keimanan. Apakah mereka percaya ataukah kafir dan mentertawakan Rasulullah sebagai orang gila.
“Maha Suci (Allah), yang telah Memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjid al-Haram ke Masjid Terjauh (al-Aqsha), yang di sekitar (wilayahnya) Kami berkahi, agar Kami dapat menunjukan kepadanya beberapa Tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat (segala sesuatu).” (QS Al Isra’/ Bani Israel, 17:1)
“Dari Jabir bin Abdullah yang mendengar Rasulullah bersabda: Saat orang-orang Quraisy tidak mempercayaiku (cerita perjalanan malamku), aku berdiri di Hijr dan Allah memperlihatkan Jerusalem di hadapanku, dan aku mulai menjelaskan kepada mereka sambil aku melihat padanya (Jerusalem yang diperlihatkan oleh Allah).” (Sahih Bukhari)
Masjisil Aqsho adalah tempat suci sebagaimana Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah dimana disyariatkan bagi umat Islam untuk berziarah:
“Dari Abu Hurairah: Nabi SAW bersabda: Janganlah kalian melakukan perjalanan ziarah (suci) kecuali menuju tiga masjid: al-Masjid al-Haram (di Mekah), Masjid Nabawi (di Madinah), dan Masjid al-Aqsa (di Jerusalem).” (Sahih Bukhari).
“Dari Maimunah bin Sa’ad: Aku berkata: Rasul Allah, katakanlah kepada kami keputusan yang sah tentang (mengunjungi) Baitul Maqdis (Jerusalem), Rasulullah bersabda: Pergi dan berdoala h di sana (Ziarah). (Tetapi) semua kota pada suatu waktu nanti akan dipengaruhi oleh perang. (Jadi dia menambahkan) Jika kalian tidak dapat mengunjunginya dan berdoa di sana, maka kirimlah beberapa minyak untuk digunakan dalam menyalakan lampu (kirimlah dukungan).” (HR Abu Dawud)
Jika Dr. Pipes mengetahui bahwa Alqur’an yang menyatakan bahwa Tanah Suci pernah diberikan kepada umat Yahudi (dan tidak mungkin dia tidak mengetahuinya), dia seharusnya bertanya: Kebenaran apa yang dilakukan umat Muslim sehingga bisa mengambil alih hak milik umat Yahudi pada Tanah Suci (dan Kota Suci Jerusalem sebagai pusatnya) yang Allah dahulu pernah memberinya kepada mereka (umat Yahudi)? Alasan Dr. Pipes tidak melakukannya adalah karena hal itu akan membuka “Kotak Pandora”. Pertama, dia tidak ingin mengarahkan perhatian pada Alqur’an, terutama jika berkaitan dengan hubungan antara umat Yahudi dengan Tanah Suci. Kedua, jawaban dari pertanyaan tersebut ada pada ayat lain dalam al-Qur’an saat Allah mengingatkan bahwa hak umat Yahudi memiliki Jerusalem dan Tanah Suci ‘bersyarat’ iman, berlaku adil dan beramal saleh. Iman, tentu saja, berarti ketaatan dengan penuh keyakinan pada agama Ibrahim. (QS Al Anbiya’ 21:105). Kaum yang lemah lembut seperti yg disebutkan dalam kitab Matius 5:5 “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan mewarisi Bumi (Tanah Suci).”
Sekitar 600 tahun setelah pengusiran terakhir umat Yahudi dari Tanah Suci, Allah SWT memberikan kepada umat Muslim hak untuk memiliki Tanah itu saat pasukan Muslim manaklukannya dan Khalifah Umar RA secara pribadi diminta untuk memegang kunci gerbang kota. Pada hari itu pernyataan dalam al-Qur’an terwujud:
“Dan Dialah yang menjadikan kalian penguasa-penguasa di Tanah (Suci) dan Dia meninggikan sebagian kalian atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk menguji kalian tentang apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al An’am, 6:165)
Allah SWT menetapkan bahwa umat Islam berhak mewarisi Tanah Suci. Dengan demikian, Kebenaran menang atas kebatilan. Saat mereka menguasai Tanah Suci mereka terus berkuasa di sana selama lebih dari seribu dua ratus tahun (bukan dalam waktu singkat). Itu adalah tanda yang jelas dari langit bahwa Tuhan mengijinkan umat Islam menguasai Tanah Suci! Sarjana-sarjana Yahudi harus menerima penjelasan tentang pemerintahan umat Muslim di Tanah Suci selama seribu dua ratus tahun itu, yakni: Pemerintahan umat Muslim bersifat adil, berlemah-lembut pada penduduk kota dan takut pada Tuhan.
Saya berharap ayat berikut akan menginspirasi umat Islam Palestina yg tertindas di negri mereka sendiri (hingga tersisa hanya West Bank dan Gaza) bahwa Allah menjanjikan kemenangan baginya. Mereka telah diperlakukan tak adil oleh penguasa semena-mena Israel sebagaimana Yahudi dulu di diperlakukan tak adil oleh Fir’aun di Tanah Sudi Jerusalem.
“Dan Kami Wariskan kepada kaum yang tertindas itu bagian Timur dan Barat dari Tanah (Suci) yang Kami berkahi. Dan (dengan demikian) janji yang adil dari Tuhanmu kepada Bani Israel telah ditepati, karena mereka memiliki kesabaran dan tetap tabah dalam kesengsaraan. Sedangkan Kami Hancurkan semua yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan semua yang telah mereka bangun (dengan kesombongan).” ( QS Al ‘Araf, 7:137)