Wednesday, May 16, 2007

Pintaku *

Helai hati jatuh
Menimpa hati yang terkapar bersama kekosongan impian
Helai hati jatuh
tawarkan harapan pelangi jelita dipadang gersang
Helai hati jatuh
Tiupkan hembusan lembut dalam kantong mimpi indah
Helai hati jatuh
Janjikan konsensus perdamaian dan kelembutan

Ijinkan saya berbagi
Ijinkan saya menangis
Ijinkan saya bersandar
Ijinkan saya melayani
Ijinkan saya mengeluh
Ijinkan saya mengabdi

Pada bahumu
Pada hatimu
Pada cintamu
Pada kekosonganmu
Pada keridloanmu
Wahai Suamiku……….

Seperti Rasulullah dan Khadijah
Seperti Yusuf dan Zulaikha
Seperti Ali dan Fatimah
Yang saling membutuhkan

*)Dariku:
Istrimu

Dalam Gelap Penantian *

Ketika lidahku kelu membisu
Hasrat menyergap terselubung perasaan malu
Tanpa kata
Hanya desir hati
Kelembutan yang mempesona
Meski pandangan mata saling menunduk
mata batinku melihatnya tersenyum
Indah tak terlukiskan kata-kata
Kehadirannya bagai angan rindu yang mewujud

Tapi kini datang kegelapan
Seperti pekatnya malam tanpa bulan dan bintang
keraguan sempat mengulitakan hati
badai prahara menerjang tak diundang
Sadarkan bahwa aku bukanlah pewaris batu karang
Sekeras apapun usahaku

Hanya kelembutanlah yang sanggup
Menegarkan hati dengan senandungnya
Dan ketika pudar
Pudar pulalah asa
Kekosongan yang siap mengiris sukma

Meski bukan karang kucoba bertahan
Menyenadungkan doa
dalam tetes air mata satu-satu
Berharap jadi bahan bakar api asaku
Agar mampu menerangi jalan
Menanti saat mentari muncul
diufuk cakralawaku
kugenggam bayangmu disudut hati
Berharap senyummu tak memudar cepat
Smoga penantian panjangku tak sia-sia

*)Puisi untuk istriku yang tercinta
Mengenang saat penantian perikahan kami

Bidadariku *

Bunga kehidupan bermekaran
Saat kau datang bersama angin entah dari mana
Menebarkan keharuman wangi zakfaran
melayang anggun di atas permukaan bumi
Debu zaman tak sanggup menyentuh
Bahkan ujung sepatumu

Senyum dan bening tatapanmu
Adalah kedamaian
Gaun panjang dan pandangan yang tertunduk
dikibaran jilbab
Menyembunyikan kesucian hati
Raksasa peradaban pun takluk
Dilambaian tanganmu

Sang Dajjal gagal menjebak
Jerat halus tipu daya yang mematikan
Hanya menjala bayang-bayang
Karena ia tak bisa menjerat ruh dan cinta
Ia hanya bisa melempar panah fitnah
Kau hanya cukup meliuk seakan menari
dengan senyuman tetap mengembang

Di tanganmu tergenggam biji kehidupan
Yang siap kau semaikan
Segala benih hijau peradaban
Pesonamu telah mengubah
pedang kampak terhunus para kesatria
menjadi parang, cangkul dan bajak
Dan mereka pun mulai menggarap sawah

diiring grimis hujan dan senandung doa
cakrawala pun berhias pelangi
Kau membumi
melahirkan para kesatria
melahirkan para bidadari
melahirkan generasi robbani


*Puisi untuk istriku tercinta
mengenang pernikahan kami

Pimpinan Pondok Assalaam


Telah lewat masa yg cukup panjang sejarah Assalaam dituliskan. Sejak berdiri tahun 1985 sampai 2007 berarti sudah 22 tahun Assalaam berdiri. Sepanjang perjalanannya Assalaam sudah berganti Pimpinan

KH Dalhari Nuryanto 1985-1987
KH Djamaluddin Abu Amar 1987 - 1990
KH Khozin Shiddiq 1990 – 1993
KH Djamaluddin Abu Amar 1993 – 1995
KH Khozin Shiddiq 1995 - 2000
H Ahmad Samsyuri MM 2000 – 2002
KH Khozin Shiddiq 2002 - 2003
H Ahmad Baidjuri 2003 - 2004
DR H Muinuddinillah MA 2004 – 2007

Tidak hanya struktur organisasi yang berubah saat pergantian pimpinan, namun bentuk organisasi pucuk pimpinan pun sempat berubah. Bahkan istilah pimpinan pun juga berbeda-beda.

- Pimpinan Pondok dengan dua Pembantu Pimpinan
- Pimpinan Pondok dengan satu Wakil Pimpinan
- Pimpinan Pondok dengan dua Wakil Pimpinan
- Tiga Serangkai Direktur dengan Direktur Pondok didampingi Pimpinan Pondok Putra dan Pimpinan Pondok Putri
- Mudir Ma’had dengan dua Wakil Mudir, Bidang Administrasi dan Keuangan serta Bidang Pendidikan dan Kesantrian
- Mudir Ma’had dengan satu Wakil Mudir

Tentu Daftar nama Wakil Pimpinan atau Pembantu Pimpinan Pondok lebih panjang. Apa lagi jika Sekretaris Pondok juga dihitung. Dalam perjalanannya ada beberapa Pimpinan Pondok mengganti Wakil atau Pembantunya saat periode kepemimpinan. Di antaranya ada yang mengundurkan diri sebelum masa jabatan berakhir (Ust H Wiranto).

Menurut catatan tak ada Pimpinan Pondok yg mengundurkan diri di tengah masa jabatan. Yang ada diganti setelah masa jabatan berakhir. Tapi yang paling sering adalah diganti sebelum masa jabatan berakhir. Dengan kata lain dicopot di tengah jalan.

Masa jabatan terpanjang adalah KH Khozin Shiddiq. Beliau juga pernah menjabat beberapa periode kembali setelah diganti.Hanya KH Djamaluddin Abu Amar almarhum mantan Pimpinan Pondok yg meninggal saat menjabat karena sudah sepuh. Artinya semua mantan pimpinan pondok masih hidup dan menyaksikan silih bergantinya pimpinan pondok.

Di samping Pimpinan Pondok ada lembaga yg disebut Dewan Kyai
Dulunya sih hanya Kyai Pondok saja karena cuma seorang yaitu KH Djamaluddin. Tapi setelah banyak sesepuh pondok maka kemudian dihimpun dalam Dewan Kyai.
Ketua Dewan Kyai kedudukanya sejajar dengan Pimpinan Pondok tapi tidak ada garis komando organisasi. Karena sejajar Dewan kyai lebih difungisikan sebagai penasehat pimpinan pondok. Kemudian pernah pimpinan pondok otomatis sekaligus menjabat ketua dewan kyai.

Pimpinan Pondok terakhir adalah Ust DR H Muinudinillah Basri MA didampingi Wakil Mudir Ust Kadarusman MAg. Beliau diberhentikan dari mudir sebelum genap tiga tahun menjabat. Otomatis Ust Kadarusman kemudian menjadi Pjs Mudir Ma'had sebelum ada penetapan baru dari Yayasan.

Memilih pimpinan pondok Assalaam sangat sulit. Kriterianya dipatok sangat tinggi. Tidak sembarang orang bisa jadi pimpinan. Selain karakter kuat dan performa meyakinkan juga harus punya sesuatu yg dapat diandalkan sehingga Yayasan pantas memilihnya. Background keluarga Yayasan juga mewarnai terpilihnya pimpinan pondok. Calon yg punya ide bersebrangan atau vokal terhadap Yayasan jelas akan disingkirkan.

Sulitnya memilih pimpinan juga menjadikan pergantian Pimpinan pondok tidak pernah mudah. Yayasan harus mengunakan alasan yg sangat kuat untuk mengganti pimpinan pondok. Alasan kuat ini kadang-kadang kesannya dicari-cari atau dipaksakan. Sering akhirnya fitnah yg tersebar karena tak ada pembuktian atas kesalahan atau kekurangan pimpinan pondok. Apalagi rapat pergantian pimpinan pondok selalu dilaksanakan tertutup. Hasil rapat yg berupa pencopotan juga tidak dikomunikasikan dengan cukup jelas. Hanya dugaan atau fitnah yg sering beredar kencang di kalangan bawah. Setiap kali pergantian pimpinan banyak beredar dugaan alasan pencopotan sesanter alasan seharusnya dipertahankan.

Meskipun yayasan memberikan alasan normatif atas digantinya Pimpinan Pondok sayangnya tak ada penjelasan yg memadai untuk memuaskan rasa keingintahuan alasan sebenarnya mengapa pimpinan pondok diganti atau dicopot. Tak ada dialog atau tanya jawab penyerapan aspirasi terbuka. Kenapa demikian, hanya Yayasan yang paling berhak menjawabnya.

Memperkarakan Pooling Santri; Mempertanyakan Aqidah?


ArtImage by Aris

Ketika pooling santri diadakan pada saat pencopotan Mudir Ma’had maka opini santri yg tergambar adalah nyata adanya. Ini bisa disimpulkan demikian karena santri relatif bebas dari tendensi uang atau kekuasaan. Mereka benar-benar menyuarakan pilihan yg ada dibenak atau sesuai dengan hati nurani. Jika kemudian disematkan pada mereka tuduhan bahwa mereka dipengaruhi oleh seseorang (Ust atau pembimbing) maka tuduhan itu jelas tendensius. Alih-alih mencari kebenaran, tuduhan itu dilontarkan justru berusaha mengaburkan fakta. Tuduhan itu dimaksudkan untuk pembelaan diri dalam upaya mengelak dari tanggung jawab.

Menurut teori jenis pertanyaan pada angket atau pooling ada tiga macam:
1. Pooling tertutup
2. Pooling terbuka
3. Campuran

Pooling tertutup ditandai dengan adanya pilihan jawaban yg sudah disiapkan. Pengisi pooling hanya bisa memilih dari pilihan yg ada. Yang jadi masalah adalah jika pengisi pooling tidak menemukan jawaban yg dikehendaki. Pada kasus ini maka ia bisa tidak memilih sama sekali. Kasus lain adalah jika ternyata peserta membuat pilihan tidak cuma satu. Dua atau beberapa item jawaban dipilih semua. Pembuat poling biasanya berusaha menangkap setiap kemungkinan jawaban yg perbedaanya signifikan. Analisa data menjadi mudah didapat dengan valid.

Pooling terbuka tidak memberikan pilihan item jawaban pada setiap pertanyaan. Masing-masing pengisi bisa mengisi secara bebas. Cara ini membuat hasil pooling jadi semakin variatif. Tentu konsekuensinya analisa data jadi semakin berat. Seringkali peneliti harus mengelompokkan jawaban yang senada. Kemudian jawaban minoritas dengan jawaban beragam kemudian digabungkan sebagai jawaban lain-lain.

Untuk memadukan kelebihan dari kedua jenis pooling ini maka peneliti biasanya membuat pooling campuran. Pada pertanyaan disiapkan jawaban dan jika pengisi pooling tidak setuju dengan semua jawaban maka disediakan kolom isian jawaban yg bebas diisi.

Pada kasus pooling yg dilakukan santri maka jenis pooling yg digunakan adalah pooling terbuka. Tentunya jawaban yg diberikan santripun sangat beragam. Untuk pertanyaan ‘Menurutmu bagaimanakah kriteria Mudir Ma’had yg ideal?’ maka jawaban santri menghasilkan berbagai kriteria yg kadang tak terduga oleh peneliti. Jika kemudian ada jawaban santri Yang seperti Ustadz Muin lebih banyak dari pada ‘Yang seperti Rasulullah saw’ maka sungguh bodoh menyimpulkan bahwa aqidah santri telah sesat. Apalagi ditambahi Ust Muin telah menyebarkan aqidah sesat di kalangan santri. Kesalahan berpikir ini karena menyimpulkan secara salah seolah santri lebih menghormati Ust Muin dari pada Rasulullah saw seperti hasil angket tersebut.

Beberapa hal yg perlu diluruskan disini adalah:
Pertama. Gambaran Ust Muin jelas lebih nyata sosoknya dari pada gambaran Rasulullah saw jika dipilih untuk memimpin Pondok. Maka wajar jika lebih banyak santri yg menyebut Ust Muin dari pada Rasulullah saw. Demikian pula tak ada yang menyebut SBY atau ketua Yayasan misalnya karena sosok itu tidak dikenal santri untuk dijadikan kriteria. Yang nyata lebih bisa dipilih dari pada yg abstrak.

Kedua. Sebagian jawaban santri ‘Yang seperti Rasulullah’ juga mengandung arti bahwa santri sebenarnya memimpikan sosok ideal. Tapi ini tingkatnya ‘mimpi’. Betapa sulit menghadirkan sosok ideal di zaman sekarang. Tidak mungkin menghidupkan kembali Rasulullah saw. Jikalaupun ada orang yg persis sama tentu kapasitasnya adalah pemimpin umat Islam sedunia bukan hanya untuk sekedar memimpin pondok.

Ketiga. Jawaban hasil pooling justru merupakan penghormatan terhadap Ust Muin karena masih dianggap sebagai sosok ideal untuk memimpin Assalaam. Beliau di mata santri merupakan wujud nyata yang disandingkan dengan kriteria seperti Rasulullah saw. Ust Muin berhasil menanamkan pengertian kepada santri bahwa kita semua harus berusaha menteladani Rasulullah saw. Ust Muin telah mencontohkan dirinya sendiri sebelum meminta santri mengikuti contoh akhlak Rasulullah saw. Sehingga wajar jika santri menemukan sosok ideal untuk ditauladani pada Ust Muin. Sosok yg seperti inilah yg pantas memimpin Assalaam.

Mungkin pooling santri ini bermakna politis. Tapi menyeretnya menjadi perkara aqidah adalah salah satu taktik cerdik (culas) yg dilakukan untuk membelokkan substansi permasalahan yaitu salah urus Assalaam. Wallaahu a’lam bishowaab.